JAKARTA-Mantan menteri pertahanan Amerika Serikat James Mattis menyebut Presiden Donald Trump sebagai “presiden pertama sepanjang hidup saya yang tidak berusaha mempersatukan rakyat Amerika”, dalam sebuah pernyataan pedas yang dirilis Rabu (3/6/2020) waktu setempat atau Kamis WIB.
Pernyataan itu disampaikan Mattis ketika Amerika tengah dilanda aksi protes selama sepekan lebih di seantero negeri terkait kematian George Floyd.
“Donald Trump adalah presiden pertama dalam hidup saya yang tidak berusaha mempersatukan rakyat Amerika — bahkan tidak juga berpura-pura melakukannya. Justru, dia berusaha memecah belah kita,” ujar Mattis.
Baca Juga:Gudang Ban Terbakar di Pantura Tengah Belum PadamIni Daftar Perairan Indonesia Berpotensi Gelombang Tinggi 3-5 Juni
“Kita tengah menyaksikan konsekuensi dari ulah yang disengaja selama kurun waktu tiga tahun ini. Kita bisa bersatu tanpa dia, bertopang pada kekuatan yang melekat dalam masyarakat sipil kita. Ini tidak akan mudah seperti yang terlihat dalam beberapa hari terakhir, tetapi kita berutang hal tersebut kepada rekan sebangsa; kepada generasi sebelumnya yang menumpahkan darah untuk mempertahankan sumpah kita; dan kepada anak-anak kita.”
Ketegangan melanda Amerika saat ini setelah Floyd, pria kulit hitam berusia 46 tahun, tewas di tangan polisi Minneapolis 25 Mei lalu. Sebagai respon, Senin lalu Trump mendeklarasikan dirinya sebagai “presiden penjaga hukum dan ketertiban” dan berjanji untuk mengirim militer kalau kerusuhan tidak berhenti.
Mattis sebelumnya lebih banyak berdiam diri sejak meninggalkan kabinet Trump. Pensiunan jenderal marinir itu menolak berkomentar soal Trump, masalah pertahanan, dan kebijakan pengerahan pasukan AS karena tidak ingin memberi suara berlawanan dengan para prajurit.
Namun rupanya perkembangan selama sepekan ini membuatnya tidak tahan untuk tidak bicara.
Ada satu kalimat Mattis yang kemungkinan akan membuat Trump murka.
“Slogan NAZI untuk menghancurkan kita adalah ‘adu domba dan taklukkan.’ Jawaban kita sebagai warga Amerika adalah ‘dalam persatuan ada kekuatan’. Kita harus panggil kembali persatuan itu untuk menghadapi krisis ini – yakinlah diri kita lebih baik dari politik kita,” kata Mattis.
Mattis, yang mundur dari kabinet Trump, juga secara tidak langsung mengkritik penggunaan kata “medan tempur” oleh Menteri Pertahanan Mark Esper ketika merujuk pada kota-kota yang dilanda kerusuhan.