JAKARTA-Sebuah kisah menarik terselip di antara kacaunya kerusuhan yang terjadi di Amerika Serikat beberapa hari ke belakang. Yakni keberadaan Rainey Arthur Backues, seorang warga negara AS yang lahir di Indonesia.
Nama Backues muncul dan menjadi viral setelah foto-foto dan videonya tersebar sedang melakukan pengrusakan dan penjarahan saat kerusuhan di Philadelphia, AS.
Akun Twitter @aganharahapmenunggah dua foto yang memperlihatkan demonstran memakai topi dan baju cokelat, Senin 1 Juni 2020.
Baca Juga:Seluruh Ruas Jalan Raya Kota Bandung Dibuka KembaliBeredar Video Ancaman terhadap Kepolisian Minneapolis, Siapa Anonymous?
Akun tersebut memberikan narasi dalam unggahannya, “Peranan orang Indonesia dalam kerusuhan di Philadelphia.”
Foto yang sama juga diunggah situs berita Inquirer, Jumat 30 Mei 2020 dengan judul “Peachful Philly protest over George Flyod’s death give away to violence, looting, arrets.”
https://twitter.com/aganharahap/status/1267285592867344384?s=20
Yang membuatnya viral adalah tato Kepulauan Indonesia di tangan kirinya. Tato tersebut terlihat ketika ia sedang melempar box sepatu untuk memecahkan kaca Wells Fargo.
Di dalam unggahan akun Facebook-nya pada Senin (1/6), Backues berusaha untuk mengklarifikasi foto-fotonya tersebut. Ia menjelaskan, ia tidak bermasud untuk ikut dalam kerusuhan. Namun ia terbawa suasana dan ikut meradang dengan kematian warga kulit hitam, George Floyd, yang tercekik oleh seorang polisi kulit putih.
“Saya awalnya memulai hari dengan pergi naik sepeda setiap hari, saya melalui Center City, tempat demonstrasi terjadi. Itu alasan kenapa saya tidak berusaha menutup identitas di foto,” ujar Backues.
Backues mengaku, ia kemudian hanya ingin mendokumentasikan kejadian tersebut dalam akun Instagram-nya, untuk menunjukkan bahwa apa diberitakan benar-benar terjadi.
“Tetapi, ketika malam, saya mulai merasakan amarah atas pembunuhan George Floyd dan perasaan tidak adil atas tindakan polisi pada saat kerusuhan,” tutur Backues.
Baca Juga:Pebasket Cleveland Cavaliers JR Smith Ngamuk Pukuli Orang Saat Unjuk Rasa George FloydTruk Tangki Terobos Kerumunan Massa Demonstran Pembela George Floyd
“Bahkan hari ini, saya masih merasa sakit hati atas ketidakadilan rasial yang sering diarahkan pada orang dengan kulit berwarna, termasuk saya sendiri. Emosi ini sangat dalam,” ungkapnya.
Namun, ia mengaku menyesal karena kemarahan dan emosinya telah membuatnya menghancurkan fasilitas.
“Demonstrasi bukanlah hal yang sama dengan kehancuran. Karena itu, sekarang saya ingin meminta maaf kepada gerakan BLM (Black Lives Matter) dan juga kepada para pemrotes yang secara sah menunjukkan ketidaksetujuan mereka dengan ketidakadilan yang kita saksikan sekarang,” tutur Backues.