JAKARTA-Kelompok peretas Anonymous muncul kembali dan mengunggah video berisi ancaman akan membongkar kejahatan yang dilakukan anggota Kepolisian Minneapolis, Minnesota, terkait dengan kematian George Floyd yang memicu aksi demonstrasi dan kerusuhan di sejumlah daerah di Amerika Serikat.
Dari sebuah unggahan yang ada di Twitter, menunjukkan seseorang mengenakan topeng kelompok Guy Fawkes, dan berbicara dengan suara yang dimanipulasi secara elektronik.
https://www.youtube.com/watch?v=RTi64vOrRWw
Seperti dilansir Sputniknews, Senin (1/6), kelompok Anonymous menyatakan mereka tidak yakin Kepolisian Minneapolis bisa netral dalam menyelidiki kasus tersebut.
Baca Juga:Pebasket Cleveland Cavaliers JR Smith Ngamuk Pukuli Orang Saat Unjuk Rasa George FloydTruk Tangki Terobos Kerumunan Massa Demonstran Pembela George Floyd
Floyd meninggal setelah mengalami tindak kekerasan oleh anggota Polsek 3 Minneapolis, dengan dalih melawan ketika ditangkap pada 25 Mei lalu.
“Petugas kepolisian yang membunuh penduduk sipil dan melakukan tindak kejahatan harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka seperti halnya kami. Jika tidak, maka mereka meyakini mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau,” demikian isi rekaman video tersebut.
“Sangat disayangkan, kami tidak mempercayai lagi organisasi kalian yang korup untuk menegakkan keadilan, jadi kami akan mengungkap kejahatan kalian kepada dunia,” lanjut narasi dalam rekaman tersebut, seperti dilansir RT.
Tidak lama kemudian, situs kepolisian Minneapolis diretas sejak Sabtu pekan lalu dengan Serangan DOS (DDoS), yakni membanjiri lalu lintas jaringan internet pada server, sistem atau jaringan. Kepolisian dan pemerintah kota setempat tidak menanggapi saat dimintai konfirmasi terkait hal itu.
Petugas kepolisian Polsek 3 Minneapolis, Derek Chauvin, yang menekan leher Floyd dengan lutut saat penangkapan hingga tersangka kehabisan napas dijerat dengan sangkaan pembunuhan tingkat tiga.
Kasus Floyd memicu aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan dan penjarahan di Minneapolis, Atlanta, San Francisco, Miami, dan Denver. Kota-kota tersebut menerapkan jam malam untuk meredam gelombang protes. (*)