JAKARTA-Awan Cumulonimbus menjadi perbincangan pascatragedi AirAsia QZ8501. Pesawat yang mengakut 155 penumpang dari Surabaya menuju Singapura itu disebut-sebut jatuh karena terjebak Cumulonimbus. AirAsia QZ8501 diduga melakukan manuver mendaki tajam sebelum akhirnya jatuh.
Dilansir dari laman ilmupengetahuan.org, awan Cumulonimbus adalah awan yang berbentuk seperti bunga kol, berwarna abu-abu gelap yang menggantung di langit. Nama awan cumulonimbus diambil dari bahasa latin Cumulus yang artinya tumpukan dan Nimbus yang artinya awan badai atau hujan badai. Pada saat pancaroba biasanya cuaca pada pagi hari cerah dan terik disertai dengan kelembaban tinggi yang akan menyebabkan rasa gerah. Pada waktu inilah, proses pembentukan awan cumulonimbus tengah berlangsung. Awan akan terus berkumpul yang semakin lama semakin membesar.
Terjadinya awan cumulonimbus terbentuk dari hasil ketidakstabilan atmosfer. Awan ini terbentuk secara sendiri ataupun berkelompok dan gesekan-gesekan partikel menimbulkan adanya muatan listrik serta berbentuk petir yang keluar dari jantung awan dan apabila terkumpul besar bisa mengakibatkan badai petir. Adapun secara singkat terbentuknya Awan Cumulonimbus memalui proses berikut :
Baca Juga:Fenomena Gugusan Awan Menjulang Sepanjang Pulau JawaZona Hijau untuk 102 Wilayah Terapkan New Normal, Ini Daftarnya
- Awan didorong oleh angin: Awan cumulonimbus mulai terbentuk ketika angin mendorong beberapa awan kecil (awan cumulus) ke daerah tempat berkumpulnya awan-awan ini.
- Penyatuan: Setelah itu awan-awan kecil ini bergabung, menyatu dan membentuk awan yang lebih besar.
- Penumpukan: Ketika awan-awan kecil ini bersatu, dorongan ke atas pada bagian dalam awan yang semakin besar ini meningkat. Dorongan ke atas pada bagian tengah awan lebih kuat dibandingkan dengan pada bagian pinggir. Akibat penumpukan ini membuat tubuh awan akan semakin membesar dan tumbuh secara vertikal dan mencapi pada daerah yang lebih dingin pada lapisan atmosfer atas.
Saat atmosfer dipenuhi awan inilah semua penerbangan vital seperti peluncuran pesawat satelit atupun pesawat luar angkasa ulang alik akan dihentikan. Tetapi untuk penerbangan komersial memang susah untuk dihentikan, biasanya jadwal penerbangan akan ditunda. Karena awan ini juga dapat terbentuk kapan saja saat partikel atmosfir tidak stabil mengakibatkan seseorang pilot harus menghindar pada saat pesawat sudah berada di atas dan biasanya Awan Cumulonimbus terbentuk sangat tinggi, biasanya pesawat akan menghindar dengan cara terbang melebar atau mengitari awan.