MBS ingin intelijen yang diklaim Barat sukses menghancurkan organisasi teroris al-Qaeda pulang karena khawatir membocorkan rahasia dan informasi sensitif yang dia miliki.
Adapun karir Aljabri berakhir menyusul perebutan kekuasaan antara MBS dan mantan Putra Mahkota Mohammed bin Nayef yang beberapa waktu lalu dilaporkan sakit parah di dalam penjara.
Dalam opini yang ditulis David Ignasius untuk the Washington Post mengatakan, rekan intelijen Aljabri percaya pemerintah negara Barat yang telah dibantu Aljabri selama bertahun-tahun kini saatnya memberikan bantuan kepadanya.
Baca Juga:Pastikan Tak Terkait Teror Diskusi FH UGM, Muhammadiyah Klaten Mendesak Polisi Usut TuntasTak Pakai Masker, Pengendara Motor di Banyumas akan Dikejar Tim Pemburu
“Dari perspektif moral dan etik, kita punya kewajiban membantunya di saat sulit,” kata mantan pejabat di Inggris dalam opininya.
Rekan kerja Aljabari warga Amerika yang membantu membangun kapabilitas melawan terorisme juga membantunya.
Michale Morell, mantan pelaksana direktur CIA di masa pemerintahan Barack Obama baru-baru ini mengatakan tentang Aljabri yang telah menyelamatkan nyawa warga Amerika dan Arab Saudi di dalam kerajaan Arab Saudi maupun di luar.
“Saya percaya dirinya dengan nyawa saya, dengan keluarga saya. Saya tidak dapat membayangkan bahwa dia akan pernah merancang untuk melawan pemerintahnya sendiri,” kata Morell.
Mantan direktur CIA di masa pemerintahan Bill Clinton dan George W.Bush, George Tenet juga mengungkapkan kepercayaannya pada Aljabri.
“Dia sosok yang sangat solid,” ujarn Tenet.
Tenet bekerja erat dengan intelijen Arab Saudi itu untuk membangun sistem keamanan baru Arab Saudi guna memperkuat perlawanan terhadap al-Qaeda dan jaringannya di Yaman yang dimulai sejak tahun 2003. (*)