CHICAGO-Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Chicago, Amerika Serikat (AS) memastikan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Kota Minneapolis dan St Paul (twin cities) dalam keadaan aman. Menyusul aksi demonstrasi dan kerusuhan sejak Rabu (27/5/2020), kondisi kedua kota tersebut mulai relatif tenang pada Jumat (29/5/2020) pagi.
“Hingga Jumat pukul 21.00 waktu setempat (Sabtu pukul 09.00 WIB), dari hasil kontak KJRI Chicago dengan simpul masyarakat, seluruh WNI yang berada di dua kota tersebut, sebanyak 270 orang, dalam kondisi baik dan aman,” demikian siaran pers dari KJRI Chicago, Sabtu (30/5/2020).
KJRI Chicago menyatakan telah berkomunikasi dengan para WNI di wilayah twin cities. Lewat saluran komunikasi WhatsApp dan media sosial, KJRI mengimbau agar WNI memprioritaskan keamanan dan menghindari daerah kerusuhan serta mematuhi anjuran pemerintah setempat.
Baca Juga:Patungan Indonesia-China Rp66.775 triliun, Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Diperpanjang hingga SurabayaDibahas Jokowi-Trump, Brebes Bakal Tampung Relokasi Pabrik Amerika Serikat dan Jepang
“Gubernur Minnesota, Tim Walz, hari Kamis siang waktu Chicago (Kamis malam WIB) menetapkan keadaan darurat hingga Sabtu untuk kawasan Minneapolis, St Paul, dan sekitarnya,” tambah pernyataan KJRI Chicago.
Otoritas di Minnesota juga telah mengerahkan 500 pasukan Garda Nasional untuk membantu mengendalikan situasi. Sementara itu, Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey, dan Wali Kota St Paul, Melvin Carter, juga menyatakan keadaan darurat lokal untuk kedua kota itu. Namun, sebagai antisipasi terjadinya aksi yang lebih besar, pemerintah setempat telah umumkan penetapan jam malam (curfew) untuk kota Minneapolis dan St Paul sejak Jumat sore waktu setempat.
Kasus meninggalnya George Floyd ini telah memicu aksi serupa di beberapa kota AS lainnya. Aksi protes yg mengusung tema “I Can’t Breathe” dan digalang oleh Lembaga Black Lives Matters telah berlangsung hari Jumat di Minneapolis, Chicago, Detroit, Columbus, Louisville, dan Des Moines. Aksi serupa diperkirakan akan berlangsung pada Sabtu di kota-kota yang sama dan kemungkinan beberapa kota lainnya.
Tindakan anarkis massa diketahui bermula dari sebuah unjuk rasa warga yang memprotes meninggalnya George Floyd, seorang penjaga keamanan berusia 46 tahun, keturunan Afrika-Amerika. Floyd meninggal diduga akibat tindakan penangkapan oleh empat oknum kepolisian setempat pada Senin (25/5/2020).