Dijelaskan, Apindo bahkan memprediksi terdapat 30 juta orang yang berpotensi di PHK dari sektor properti akibat pandemi Covid-19. Data-data tersebut menunjukan bahwa dampak negatif keterpurukan ekonomi sama bahanya dengan dampak kesehatan virus corona.
“Jika Indonesia tak segera kembali bekerja, jika ekonomi tak segera dibuka, maka dampak buruknya akan lebih mematikan,” kata dia.
Alasan keempat, tambah Ikrama, bekerja kembali dengan protokol kesehatan yang ketat. Penyebaran virus dapat dikontrol secara efektif jika vaksinnya telah ditemukan. Saat ini para ahli di berbagai negara telah berlomba-lomba membuat vaksin tersebut. Namun, para ahli ini juga menyatakan bahwa paling cepat, jika berhasil, vaksin ini baru bisa tersedia 12 hingga 18 bulan sejak mulai dikembangkan.
Baca Juga:Saad al-Jabri, Tokoh Kunci Andalan Intelijen Barat Target Putra Mahkota Arab Saudi MBSPastikan Tak Terkait Teror Diskusi FH UGM, Muhammadiyah Klaten Mendesak Polisi Usut Tuntas
Artinya bahwa paling cepat pertengahan atau akhir 2021 baru vaksinnya akan tersedia. Di Indonesia, pemerintah melalui Balitbangkes dibantu sejumlah universitas dan lembaga swasta mulai melakukan pengembangan vaksin sendiri. Dan jika berhasil baru tersedia di tahun 2022.
“Tak mungkin, ekonomi dibuka kembali menunggu vaksin ditemukan,” ujar dia.
Oleh karena itu, warga harus “berdamai”- istilah Presiden Jokowi – dengan virus ini. Hidup di era new normal, yaitu bekerja kembali, beraktivitas kembali, dengan cara yang paling aman. Karena kita “hidup berdampingan” bersama Covid-19 yang setiap saat bisa mengancam. Kementerian Kesehatan telah menyusun protokol kesehatan di tempat kerja. Panduan tersebut harus menjadi panduan bagi semua sektor bisnis.
Alasan kelima, Indonesia tidak sendiri, negara tetangga juga sudah lebih dulu membuka ekonomi. Banyak negara di dunia telah melonggarkan pembatasan-pembatasan aktivitas di ruang publik dan membuka kembali aktivitas ekonominya. Termasuk negara-negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara.
Ikrama menjelaskan, Pemerintah Malaysia telah mengizinkan berbagai sektor bisnis untuk kembali membuka usahanya pada 4 Mei 2020.
Thailand membolehkan pasar tradisonal, restoran, dan bisnis kecil menengah lainnya untuk bertahap membuka usahanya pada 3 Mei 2020.
Di Filipina, pemerintah mengizinkan pusat-pusat perbelanjaan (mal) dan sejumlah sektor bisnis lainnya di Ibukota Manila, membuka kembali usahanya pada 16 Mei 2020.
Singapura meskipun data kasus harian nasionalnya menunjukan tren kenaikan, secara bertahap telah membuka sejumlah sektor bisnis sejak 12 Mei 2020 (tahap 1). Dan pada akhir Juni, akan membuka semua sektor bisnisnya (tahap 2).