• Sampai 3 Februari 2020, RRT menekan negara-negara lain untuk mencabut pembatasan perjalanan. Tekanan ini didukung oleh pernyataan-pernyataan keliru dari Anda yang pada hari itu mengatakan kepada dunia bahwa penyebaran virus ini di luar RRT “minimal dan lambat” dan bahwa “peluang membawa keluar [virus] ini dari Tingkok sangat kecil”.
• Pada 3 Maret 2020, WHO mengutip data resmi RRT untuk meremehkan risiko serius penyebaran oleh orang tanpa gejala, dengan menyampaikan kepada dunia bahwa “COVID-19 tidak menular seefisien influenza”, dan bahwa berbeda dengan influenza, penyakit ini tidak dibawa oleh “orang yang terinfeksi tetapi belum sakit”. Bukti yang dimiliki RRT, kata WHO pada dunia, “menunjukkan bahwa hanya 1% kasus yang tanpa gejala, dan sebagian besar kasus menunjukkan gejala dalam dua hari”. Namun banyak pakar mempertanyakan penegasan semacam itu, berbasis data dari Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara lain. Sekarang jelas bahwa berbagai penegasan RRT yang kemudian diteruskan kepada dunia oleh WHO ternyata sangat tidak akurat.
• Pada saat Anda akhirnya mengumumkan virus ini sebagai pandemik pada 11 Maret 2020, penyakit itu sudah membunuh lebih dari 4.000 orang dan menginfeksi lebih dari 100.000 orang di sedikitnya 114 negara di seluruh dunia.
Baca Juga:Dipicu 2 Mobil PCR Bantuan BNPB Diserobot, Bu Risma Mengamuk ViralPolisi Tangkap Reporter CNN Pria Kulit Hitam Saat Siaran Live Kerusuhan Minneapolis
• Pada 11 April 2020, sejumlah duta besar dari Afrika menulis surat kepada Kementerian Luar Negeri RRT tentang tindakan diskriminasi terhadap orang-orang Afrika terkait pandemik di Guangzhou dan kota-kota lain di RRT. Anda mengetahui bahwa pihak berwenang RRT memaksa orang-orang tersebut menjalani karantina, atau mengusir, dan bahkan menolak memberi pelayanan pada mereka. Anda belum menyampaikan komentar atas aksi diskriminatif dan rasial RRT. Namun, Anda sudah melabeli keluhan Taiwan atas kegagalan Anda menangani pandemik ini sebagai tindakan rasial.
• Sepanjang krisis ini, WHO patut dicurigai karena terus memuji “transparansi” RRT. Anda telah melakukan ini secara konsisten meskipun Tiongkok tidak transparan sama sekali. Pada awal Januari, misalnya, Tiongkok memerintahkan agar sampel virus ini dihancurkan, menghalangi dunia untuk mendapatkan informasi yang krusial. Bahkan sekarang, Tiongkok terus menyepelekan Regulasi Kesehatan Internasional dengan menolak membagi data sampel virus yang akurat pada waktunya, dan dengan menyembunyikan informasi vital soal virus dan asal usulnya. Dan sampai hari ini, Tiongkok terus menolak memberi akses kepada masyarakat internasional untuk berhubungan dengan ilmuwan dan fasilitas terkait miliknya, sembari membantah melakukan kesalahan dan menyensor para pakarnya sendiri.