• Setidaknya sebelum 30 Desember 2019, kantor WHO di Beijing tahu bahwa ada “masalah besar kesehatan masyarakat” di Wuhan. Antara 26 Desember dan 30 Desember, media-media Tiongkok menyoroti bukti kemunculan virus baru dari Wuhan, berdasarkan data pasien yang dikirim ke sejumlah perusahaan genomics Tiongkok. Di samping itu, pada periode tersebut Dr. Zhang Jixian, seorang dokter dari Rumah Sakit Pengobatan Tiongkok dan Barat di Provinsi Hubei, menyampaikan ke otoritas kesehatan Tiongkok bahwa satu jenis virus corona baru telah menyebabkan penyakit baru yang pada saat itu menyerang sekitar 180 pasien.
• Hari berikutnya, otoritas Taiwan menyampaikan informasi kepada WHO tentang indikasi penularan antar-manusia oleh virus baru tersebut. Namun, WHO memilih untuk tidak membagi informasi yang sangat penting ini kepada masyarakat dunia, kemungkinan besar karena alasan politik.
• Regulasi Kesehatan Internasional mensyaratkan semua negara untuk melaporkan risiko kesehatan darurat dalam 24 jam. Namun, Tiongkok tidak menginformasikan kepada WHO soal beberapa kasus pneumonia misterius di Wuhan sampai 31 Desember 2019, meskipun negara itu kemungkinan sudah mengetahui kasus-kasus tersebut beberapa hari atau beberapa pekan sebelumnya.
Baca Juga:Dipicu 2 Mobil PCR Bantuan BNPB Diserobot, Bu Risma Mengamuk ViralPolisi Tangkap Reporter CNN Pria Kulit Hitam Saat Siaran Live Kerusuhan Minneapolis
• Menurut Dr. Zhang Yongzhen dari Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Shanghai, dia menyampaikan ke pihak berwenang Tiongkok pada 5 Januari 2020 bahwa dia memiliki sekuen genome virus tersebut. Informasi ini tidak dipublikasikan hingga enam hari berikutnya, atau pada 11 Januari 2020 ketika Dr. Zhang berinisiatif sendiri mengunggahnya secara online. Hari berikutnya, pihak berwenang Tiongkok menutup lab dia untuk dilakukan “koreksi.” WHO sendiri mengakui unggahan Dr. Zhang adalah wujud “transparansi” yang bagus. Namun, WHO nyata-nyata berdiam diri pada penutupan lab Dr. Zhang dan penegasannya bahwa dia telah memberi tahu pihak berwenang RRT tentang terobosan yang dia lakukan enam hari sebelumnya.
• WHO telah berulangkali membuat pernyataan tentang virus corona yang ternyata tidak akurat dan menyesatkan.
– Pada 14 Januari 2020, WHO membeo klaim RRT — yang sekarang sudah terbukti keliru — bahwa virus corona tidak bisa menular antar-manusia, dengan mengatakan: “Investigasi awal yang dilakukan otoritas RRT tidak menemukan bukti nyata adanya penularan virus corona baru (2019-nCov) antar-manusia yang terjadi di Wuhan, RRT.” Penegasan ini bertentangan langsung dengan laporan-laporan dari Wuhan yang telah disensor.