Pada 28 April, ekonom Christoffer Koch dan Ken Okamura merilis karya ilmiah berdasarkan penelitian tentang data dari Tiongkok, Italia, dan AS. Mereka mendapati bahwa kasus-kasus infeksi di Tiongkok sejalan dengan teori distribusi dalam Hukum Benford dan serupa seperti di AS dan Italia.
12. Revisi jumlah kasus dan korban jiwa di Wuhan bukti upaya Tiongkok menutupi angka yang jauh lebih besar di awal wabah Covid-19.
Jawaban: Revisi data oleh Wuhan adalah praktik umum di dunia. Justru, ini membuktikan bahwa Tiongkok bersikap terbuka, transparan, dan bertanggung jawab.
Baca Juga:Amerika Serikat Putus Hubungan dengan WHODipicu 2 Mobil PCR Bantuan BNPB Diserobot, Bu Risma Mengamuk Viral
Pada 17 April, Wuhan merevisi angka kasus positif dengan menambah 325 kasus sehingga menjadi total 50,333, dan korban jiwa juga direvisi dengan penambahan 1.290 sehingga total menjadi 3.869.
Ini merupakan sikap tanggung jawab kepada sejarah, kepada rakyat, dan kepada mereka yang meninggal karena virus corona, sehingga Wuhan berinisiatif melakukan revisi agar jumlahnya sesuai fakta yang ada.
Ada sejumlah penyebab kenapa sempat terjadi kesenjangan data.
Pertama, ketika kota itu pertama kali diserang virus, rumah sakit-rumah sakit kebanjiran pasien dan kehabisan daya tampung. Sebagian pasien tidak bisa menjalani rawat inap dan kemudian meninggal di rumah.
Kedua, pada puncak wabah, rumah sakit kelebihan beban dan tenaga medis sibuk melakukan perawatan sehingga kasus-kasus baru terlambat atau terlupa untuk dilaporkan.
Ketiga, banyak lembaga medis yang kemudian ditunjuk untuk merawat pasien Covid-19, dan sebagian kecil dari mereka tidak terhubung dengan jaringan informasi yang tersedia.
Keempat, ada sejumlah data korban jiwa yang tak lengkap, sebagian terjadi pelaporan ganda dan sebagian lagi tidak akurat angkanya.
Negara lain juga merevisi. Inggris, misalnya, pada 29 April mulai menghitung kematian yang terjadi di luar rumah sakit, sehingga perlu merevisi angkanya kemudian. Pada 17 April, pemerintah Spanyol menyeragamkan cara pengumpulan data di daerah dan kemudian akan diikuti revisi.
13. Tiongkok menyebarkan disinformasi tentang Covid-19.
Baca Juga:Polisi Tangkap Reporter CNN Pria Kulit Hitam Saat Siaran Live Kerusuhan MinneapolisSesuai Peta Jalan Damai Trump, Israel Rampungkan Aneksasi Tepi Barat Yordan
Jawaban: Tiongkok terbuka dan transparan dalam memberikan informasi. Sebaliknya, sejumlah politisi, akademisi, dan media Amerika yang tidak suka Tiongkok terus memfitnah dan menyerang. Tiongkok adalah korban disinformasi.