6. Warga Tiongkok terserang virus corona karena makan kelelawar.
Jawaban: Kelelawar tidak pernah menjadi menu makanan warga Tiongkok.
Tentang klip video yang beredar di Internet, di mana seorang pemandu wisata perempuan asal Tiongkok mencicipi sup kelelawar, adegan itu diambil di sebuah pulau kecil di Pasifik pada 2016, untuk keperluan promosi wisata. Sup kelelawar adalah makanan khas pulau tersebut.
Faktanya, kelelawar tidak pernah masuk menu makanan Tiongkok. Pasar ikan Huanan di Wuhan, di mana kluster kasus pertama ditemukan di awal pandemik, tidak menjual kelelawar.
7. Tiongkok kembali membuka pasar satwa liar.
Jawaban: Tidak ada yang namanya pasar satwa liar di Tiongkok, di mana sudah ada undang-undang yang melarang semua perburuan ilegal dan perdagangan satwa liar.
Baca Juga:Amerika Serikat Putus Hubungan dengan WHODipicu 2 Mobil PCR Bantuan BNPB Diserobot, Bu Risma Mengamuk Viral
Pada 24 Februari 2020, Komite Kongres Nasional Rakyat Tiongkok mengesahkan UU yang melarang secara keseluruhan perdagangan satwa liar ilegal dan konsumsi satwa liar demi melindungi nyawa dan kesehatan rakyatnya.
Jual beli satwa liar adalah tindakan ilegal di Tiongkok dan berisiko hukuman pidana.
Di Tiongkok juga tidak ada istilah “pasar basah”. Yang ada adalah pasar petani, pasar hewan, dan pasar ikan. Mereka menjual ikan segar, daging, sayuran, makanan laut dan produk pertanian lainnya. Hanya sebagian kecil yang menjual ternak hidup. Pada dasarnya, tidak ada bedanya dengan pasar ikan, sayuran, dan buah-buahan yang ada di negara-negara Barat, juga di negara-negara lain di seluruh dunia. Tidak ada hukum internasional yang membatasi pendirian atau operasional pasar seperti ini. Yang kami buka kembali di Wuhan adalah pasar-pasar tradisional seperti itu.
Namun, karena situasi yang terjadi saat ini di Wuhan, Provinsi Hubei, pasar ikan Huanan tetap ditutup.
8. Tiongkok menutup-nutupi dan menunda informasi penyebaran virus ini.
Jawaban: Apa yang sebenarnya telah terjadi adalah serangan virus tak dikenal pada manusia. Butuh waktu untuk mempelajari dan memahaminya. Tiongkok kemudian memberikan informasi kepada dunia dalam waktu yang tepat secara terbuka, transparan dan bertanggung jawab.
Pada 27 Desember 2019, Dr Zhang Jixian, director departemen pengobatan pernapasan dan perawatan pasien kritis di Rumah sakit Provinsi Hubei, melaporkan tiga kasus pneumonia dengan penyebab misterius, segera setelah menerima pasien. Ini adalah laporan resmi pertama dari dugaan kasus baru oleh otoritas setempat di Tiongkok. Hari yang sama, otoritas kesehatan Wuhan melakukan penelitian epidemiologi dan uji diagnostik pada pasien tersebut.