Oleh karena itu, pasangnya air laut yang tertinggi adalah pasang air laut yang terjadi ketika terjadinya ijtimak atau bulan baru. Inilah yang dijadikan pedoman pasang surut air laut dalam menetapkan awal bulan baru, termasuk awal bulan Syawal.
3. Hisab atau perhitungan
Hisab dapat dijadikan sebagai pilihan dalam menetapkan awal bulan qamariah, termasuk awal bulan Syawal. Mengingat dalam alquran surat Yunus ayat 5, disebutkan Allah SWT telah menciptakan keteraturan pada peredaran bulan dan matahari untuk perhitungan waktu bagi manusia.
Metode ini diadopsi organisasi keagaamaan Muhammadiyah, yang sejak dulu selalu menetapkan awal dan akhir bulan islam berdasarkan perhitungan bulan atau hari. Menggunakan cara ini cenderung lebih mudah, karena itu artinya tidak perlu mengamati air laut, dan bentuk bulan di langit.
4. Hisab Imkan Rukyat
Baca Juga:Malam Ini, Akhiri PSBB Heboh Tegal Pesta Kembang Api, Apa Kata Walikotanya?CEO Facebook Mark Zuckerberg: 50 persen Karyawan Bekerja Jarak Jauh, 5-10 Tahun Kedepan
Metode ini dianggap sebagai jalan tengah antara pendapat hisab atau perhitungan dan rukyatul hilal atau pengamatan hilal. Di mana setelah melihat hilal dalam batas angka minimum tertentu, baik dari perhitungan ataupun pengamatan, kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk angka-angka.
Sedangkan di Indonesia ada dua pendapat berbeda yang dipakai, yakni pendapat kriteria imkan rukyat MABIMS (Majelis Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia) dan kriteria Thomas Djamaluddin. Adapun kriteria imkan rukyat MABIMS adalah:
Pada saat matahari terbenam, ketinggian bulan di atas cakrawala minimum 2 derajat dan sudut elongasi (jarak lengkung) bulan-matahari minimum 3 derajat.
Atau pada saat bulan terbenam, usia bulan minimum 8 jam dihitung sejak ijtimak (keluarnya bulan baru).
5. Perhitungan Jawa
Perhitungan ini juga dikenal dengan istilah hisab aboge, perhitungan ini merupakan sistem perhitungan pertama kali yang digunakan di Indonesia ini karena adanya upaya interelasi agama islam dengan budaya Jawa.
Sebelum Islam masuk ke Indonesia, di pulau Jawa pernah berlaku sistem kalender Hindu, yaitu sistem kalender berdasarkan peredaran matahari mengelilingi bumi. Permulaan tahun saka ini bertepatan dengan 1 tahun setelah pengobatan Prabu Syaliwahono (Aji Soko) sebagai raja India.
Tapi sejak masuknya islam, kalender Saka dipadukan dengan kalender hijriyah. Metode aboge dalam menetapkan bulan Syawal masih digunakan oleh mayoritas penganut kalender Jawa Islam (kejawen). Keadaan ini membuat perhitungan awal Syawal sering berbeda dalam penetapan awal bulan dengan pemerintah maupun ormas islam lainnya. (*)