JAKARTA-Kementerian Agama akan sidang isbat 1 Syawal 2020, Jumat (22/5/2020) sore hari ini.
Dalam sidang isbat akan ditentukan apakah Idulfitri jatuh pada Sabtu, 23 Mei atau Minggu, 24 Mei 2020. Sidang isbat dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 sehingga untuk mengurangi perkumpulan, ormas Islam akan mengikuti sidang melalui rapat daring.
Menteri Agama Fachrul Razi dijadwalkan akan memimpin langsung sidang isbat. “Isbat awal Syawal digelar 22 Mei 2020,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Agus Salim.
Sama seperti penentual awal Ramadan, penentuan awal Syawal juga dilakukan dengan rukyatul hilal (pengamatan bulan baru), sebelum akhirnya sidang isbat digelar.
Baca Juga:Malam Ini, Akhiri PSBB Heboh Tegal Pesta Kembang Api, Apa Kata Walikotanya?CEO Facebook Mark Zuckerberg: 50 persen Karyawan Bekerja Jarak Jauh, 5-10 Tahun Kedepan
Terlepas dari itu, ternyata rukyatul hilal bukan jadi satu-satunya cara menetapkan awal bulan Syawal. Mengutip buku karya Muh. Hadi Bashori yang berjudul ‘Penanggalan Islam‘ yang diterbitkan Elex Media Komputindo pada 2013, menyebutkan setidaknya ada 5 cara penentuan awal bulan dalam kalender Islam. Apa saja?
1. Mengamati bulan sabit
Mengamati bulan sabit atau dikenal juga dengan istilah rukyatul hilal. Aktivitas pengamatan atau observasi terhadap visibilitas hilal, yaitu bulan sabit di kaki langit yang tampak pertama kali, setelah terjadinya ijtima pada waktu ghurub atau matahari terbenam menjelang pergantian bulan.
Aktivitas ini biasanya dilakukan dengan dengan mata telanjang, ataupun dengan bantuan alat optik untuk menetapkan jatuhnya awal bulan baru dalam penanggalan hijriyah. Ini juga yang dilakukan pihak pemerintah dan organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU).
Apabila hilal berhasil dilihat, pada magrib tersebut sudah masuk pada bulan berikutnya, alias bulan Syawal. Akan tetapi apabila hilal tidak berhasil dilihat atau karena terhalang, maka wajib menggenapkan bilangan bulan menjadi 30 hari, artinya tanggal 1 Syawal jatuh pada Minggu 24 Mei 2020.
2. Melihat pasang surut air laut
Ini jadi salah satu pendapat unik dan menarik dalam penentuan awal bulan qamariyah, termasuk awal bulan Syawal, yaitu dengan melihat fenomena pasang surut air laut.
Pasang surut air laut adalah gejala fisik berupa naik turunnya permukaan laut yang berulang dalam periode tertentu. Fenomena ini terjadi karena adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi.