Karena sejak 22 tahun lalu hingga hari ini, tidak ada ‘hak hak istimewa’, tidak ada kemanjaan, tidak ada kemudahan dan kesempatan lebih yang diperoleh aktivis 1998 seperti yang dulu pernah dinikmati aktivis 66.
Aktivis 1998 adalah anomali dari sejarah gerakan mahasiswa pada umumnya.
Mereka tidak punya pemimpin tunggal, dominasi pergerakan, tidak dimonopoli kampus negeri, bergerak hampir di 27 provinsi.
Beberapa perbedaan besar antara aktivis 66 dan 98 antara lain, aktivis 66 berdemonstrasi dalam rentang waktu 60 hari hingga 90 hari.
Baca Juga:Ramai Fenomena Matahari ‘Lockdown’, Ini Penjelasan LAPANPeneliti LAPAN Ungkap Puncak Aktivitas Matahari Diperkirakan 2024 Picu Gangguan Komunikasi
Aktivis 98 embrionya dimulai sejak 1996 dan mulai reda di 2000 atau lebih dari 1.300 hari.
Aktivis 66 mendapat dukungan militer, aktivis 1998 direpresi oleh militer. Aktivis 66 meninggal dua orang. Aktivis 98 meninggal lebih dari 30 orang.
Aktivis 66 meninggal 2 orang dan keduanya diberi gelar pahlawan lalu diabadikan menjadi nama jalan.
Aktivis 98 dari 30 lebih yang meninggal, tidak satu pun diberi gelar pahlawan dan tidak ada yang diabadikan menjadi nama jalan.
Aktivis 66 beberapa bulan setelah Soeharto dilantik sebagian diangkat menjadi anggota DPR tanpa melalui pemilu.
Aktivis 98 sampai hari ini selama 22 tahun, sudah lima presiden, tetapi tidak ada aktivis 98 yang diangkat secara istimewa menjadi anggota DPR tanpa Pemilu.Aktivis 66 setiap periode pemerintahan Orde Baru selama 33 tahun selalu ada yang diangkat menjadi menteri sebagai representasi ide yang diperjuangkan generasinya.
Aktivis 98 selama 22 tahun tidak ada yang menjadi menteri sebagai representasi ide generasi reformasi.Aktivis 66 diberi kemudahan dari negara untuk menjadi pengusaha dan membangun konglomerasi.
Baca Juga:Gempa Pangandaran Akibat Aktivitas Lempeng Indo-Australia, Menyusul JogjaKonser BPIP Langgar Physical Distancing, Bamsoet: Saya Minta Maaf
Aktivis 98 tidak mendapatkan kemudahan dari negara untuk menjadi pengusaha dan membangun konglomerasi.
Tulisan ini merupakan perbandingan sejarah dari dua generasi yang berbeda dalam banyak hal, termasuk beda pilihan geraknya.
Tulisan ini perbandingan dua generasi dengan segala kekurangan, kelemahan dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses sejarah itu sendiri.
Memilih entah berkolaborasi, entah berkonspirasi atau berjalan sendiri dalam perjuangan akan memiliki konsekuensi masing masing.
Apakah kelak menjadi yang disayang atau mungkin menjadi yang dibuang karena menjadi generasi yang tidak diinginkan.
Apakah menjadi bagian dari kekuasaan dengan seluruh kewenangan dan kekayaan atau hidup dengan berselimut kesepian di pinggiran.