JAKARTA-Pandemi COVID-19 membangkitkan ingatan tentang insiden-insiden sebelumnya yang mengelilingi eksperimen biologis.
Banyak pakar dan ahli intelijen dunia meyakini penyebaran virus COVID-19 tidak terjadi secara kebetulan. COVID-19 diduga hasil dari konspirasi yang memuat skenario, skema, dan desain tertentu.
Pernyataan itu diperkuat oleh keterangan mantan pejabat intelijen militer dari Badan Intelijen Pusat (CIA) dan mantan spesialis ahli-terorisme Amerika Serikat, Philip Giraldi yang mengatakan virus COVID-19, tidak muncul secara alami melalui mutasi melainkan diproduksi di laboratorium.
Baca Juga:Kematian Du Wei di Tengah Ketegangan AS-China, Benarkah Adanya Konspirasi?Penyebab Kematian Dubes China untuk Israel di Tel Aviv Masih Misteri
Dalam pernyataan yang diterbitkan Strategic Culture Foundation (5/3/2020), berjudul Who Made Coronavirus? Was It the U.S., Israel or China Itself? Ia mencurigai Amerika dan Israel terlibat dalam produksi virus tersebut sebagai agen perang biologis. Argumen Giraldi belum terbukti sahih. Namun sebagian pemerhati intelijen meyakini konspirasi ini.
Sumber lain yang enggan disebutkan namanya, menyebutkan sampel lengkap dari virus menurutnya justru dimiliki oleh laboratorium AS. “Dugaan saya, satu-satunya laboratorium yang punya sampel virus hidup dengan lima jenis GEN adalah Bio-Lab militer USA di Fort Detrick, Maryland. Itu sangat mungkin tercipta virus baru di situ. Sementara laboratorium Wuhan di Cina hanya punya satu sampel jenis virus, yang tak mungkin bisa melahirkan varietas jenis virus baru,” ungkapnya, Senin (18/5).
Analisa sumber beritaradar.com tersebut diperkuat oleh sekelompok besar peneliti Tiongkok dari beberapa institusi, dengan hasil kajiannya berjudul Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Dalam artikel tersebut dituliskan rincian tentang 41 pasien pertama yang dirawat di rumah sakit. “Mereka positif terinfeksi apa yang disebut dengan Novel Corona Virus 2019 (2019-nCoV). Pertama kali, pasien jatuh sakit pada 1 Desember 2019 dan tidak memiliki hubungan dengan pasar seafood, data mereka juga menunjukkan bahwa secara total, 13 dari 41 kasus tidak pernah ke pasar seafood,” tulisnya.
Meski sebagian besar punya historis berpergian ke pasar seafood, tetapi itu menunjukan penyebaran virus terjadi sebelum bulan Desember 2019. Merujuk pada artikel Science, yang terbit 26 Januari 2020, Kristian Andersen memposting di situs web penelitian virologi tentang analisisnya terhadap 27 genom 2019-nCoV. Ia berkesimpulan kelahiran Covid 2019 itu pada tanggal 1 Oktober 2019.