JAKARTA-Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan pedas soal Tiongkok, kali ini dia melontarkan wacana untuk memutus hubungan bilateral sepenuhnya.
Hal tersebut dia sampaikan dalam wawancara dengan televisi Fox News tayang Kamis (14/5/2020) waktu setempat.
Dia ditanya apakah dia akan melakukan pembicaraan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Baca Juga:Muhammadiyah Anjurkan Shalat Idul Fitri di RumahIuran BPJS Kesehatan Naik, Hadiekuntono’s Institute: Jangan Pojokkan Presiden Salahkan Pembisiknya
“Saya berhubungan baik dengan dia, tetapi untuk saat ini saya tidak mau bicara dengannya,” kata Trump.
Lalu dia melanjutkan: “Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Kita bisa saja memutus hubungan sepenuhnya.”
Pernyataan Trump ini terkait wabah Covid-19, di mana Gedung Putih menuduh Tiongkok menutupi informasi dan tidak melakukan cukup upaya untuk mencegah penyebarannya ke seluruh dunia, termasuk AS.
Pemerintahan Trump juga menjajaki langkah hukum untuk mengajukan gugatan ganti rugi finansial dari Tiongkok terkait pandemik ini.
Trump mengatakan dia tidak khawatir dengan dampaknya, kalau AS tidak berhubungan lagi dengan Tiongkok.
“Kalau Anda melakukan ini, apa yang akan terjadi?” kata Trump secara retorik kepada pembawa acara Maria Bartiromo.
“Anda akan menyelamatkan US$ 500 miliar [Rp 7.440 triliun] jika memutus hubungan sepenuhnya,” imbuhnya.
Baca Juga:Iuran BPJS Kesehatan Naik, PKS Minta Presiden Kedepankan Sisi Kemanusiaan Ketimbang EkonomiSehat atau Sakit, Kemenkeu: Peserta BPJS Kesehatan Wajib Bayar Iuran
Angka US$ 500 miliar tersebut tampaknya merujuk pada defisit neraca perdagangan AS terhadap Tiongkok yang sangat besar nilainya.
Sebelumnya, tim ekonomi Trump telah menempuh cara untuk menujukkan kekesalan pemerintah kepada Tiongkok, dengan memutus hubungan investasi antara dana pensiun federal AS dengan saham-saham Tiongkok.
Trump menambahkan bahwa Tiongkok bukan satu-satunya negara yang “memeras” Amerika secara finansial.
“Kita menjaga pertahanan Eropa, tetapi mereka memanfaatkan kita dalam perdagangan,” ujar Trump. (Foxnews)