WASHINGTON– Presiden AS Donald Trump tiba-tiba mengakhiri konferensi pers terkait isu virus corona, Senin waktu setempat. Aksi itu dilakukan begitu tanya jawab dengan seorang reporter Asia-Amerika.
Beberapa pengamat termasuk kalangan wartawan pun mengecam ulah Trump, dan menyebut tindakan orang nomor satu di AS itu sebagai rasis.
Wartawan CBS News, Weijia Jiang dalam kesempatan itu bertanya kepada Trump alasan dia terus bersikeras dengan klaim bahwa AS melakukan lebih baik daripada negara-negara lain.
https://www.youtube.com/watch?v=hF_LvrUvozQ
Baca Juga:Dalam Sebulan, 1.477 ABK Indonesia Berhasil Dipulangkan dari JermanSkema Pemulangan Pekerja Migran
“Mengapa itu penting?” dia bertanya. “Mengapa ini menjadi kompetisi global ketika setiap hari, orang Amerika masih kehilangan nyawa mereka?,” tanya Weijia Jiang dilansir aljazeera, Selasa (12/5/2020).
“Mereka kehilangan nyawa mereka di mana-mana di dunia,” jawab Trump. “Dan mungkin itu pertanyaan yang harus kamu tanyakan ke China. Jangan tanya aku, tanyakan pada China pertanyaan itu, oke?” tambah Trump.
“Tuan, mengapa Anda mengatakan itu kepada saya secara khusus?” katanya, menyiratkan itu karena rasnya.
“Saya mengatakannya kepada siapa pun yang akan mengajukan pertanyaan jahat seperti itu,” kata Trump.
“Ini bukan pertanyaan yang menjijikkan,” jawab Jiang. “Mengapa itu penting?”
Trump kemudian menanyakan pertanyaan lain dari jurnalis lain yang hadir, sambil menunjuk reporter media CNN, Kaitlan Collins. Namun dia mengatakan memberi Jiang waktu untuk menyelesaikan pertanyaannya yang kemudian jawab Trump “Nah, tidak apa-apa”.
Seorang reporter wanita ketiga yang bekerja untuk jaringan TV PBS, Trump memanggilnya untuk memberi pertanyaan berikutnya, tetapi dia memberi isyarat kepada Collins untuk menanyakan pertanyaannya. Saat itulah presiden meninggalkan podium.
Kepala koresponden media CNN, Brian Stelter mengatakan, tanya jawab antara Trump dan Jiang adalah sesuatu yang bernada rasial. “Adalah rasis ketika melihat koresponden Gedung Putih Asia-Amerika dan memintanya tanya Tiongkok,” katanya.
https://twitter.com/brianstelter/status/1259972067430195201?s=20
Baca Juga:Sosok Lee Kang Hyun, Mualaf Korea Pelopor Samsung IndonesiaAmuk 1998: Krisis Ekonomi, Jatuhnya Pak Harto
Peter Maer, pensiunan koresponden Gedung Putih untuk CBS, menulis di media sosial bahwa Stelter “berhasil” ketika menggambarkan perilaku Trump sebagai “rasis”.
Kalangan netizen pun dengan cepat memberi dukungan kepada Jiang, dengan tagar #StandWithWeijiaJiang dan segera tren di Twitter.