Terkait BST, awalnya desa dimohon mengajukan data ke Kemensos. Total 250 warga diajukan untuk mendapatkan BST. Tetapi dalam proses, ada warganya yang sudah menerima bantuan uang tunai sebesar Rp 600 ribu melalui transfer.
Kondisi ini membuat Surata kebingungan. Sebab, awalnya diminta mengajukan, tetapi yang turun tidak sesuai data ajuan. Bahkan, mereka yang menerima BST itu dipandang mampu secara ekonomi.
“Ada yang memiliki kendaraan roda empat (mobil) tapi menerima, tetapi saya tidak punya kewenangan untuk mencegah. Karena bantuan langsung ke (rekening) penerimanya,” jelas Surata.
Baca Juga:Hampir Satu Tahun, Babi Disulap Jadi Daging Sapi Laris Dijual di BandungDaging Babi yang Diolah Menyerupai Daging Sapi Ternyata Dikirim dari Solo, Dijual di Bandung
Surata menjelaskan, penerima BST yang tidak tepat sasaran memiliki latar belakang pengusaha. Begitu juga petani sukses hingga pegawai negeri sipil (PNS). Jumlahnya tiga sampai empat orang.
Selain penerima BST yang dinilainya tidak tepat sasaran, ada juga yang menerima dobel dalam satu rumah. Dia mencontohkan, ada kepala keluarga yang mendapatkan bantuan tunai itu, begitu juga anaknya. Padahal mereka berada pada satu kartu keluarga (KK) yang sama.
Di Cimahi, Jawa Barat, pria penyandang disabilitas di Kelurahan Leuwigajah, tak dapat bantuan sosial covid-19.
Salah satunya Yan Martin, yang selama ini hanya mengandalkan bantuan dari tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama istri dan 3 anaknya.
Yan Martin mengaku bingung dan pasrah karena bukan salah satu penerima bansos tunai Kemensos.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan warga di sekitar rumah Yan Martin.
Salah satunya, Jayus Brianmay Putra, yang merupakan anak kandung anggota DPRD Kota Cimahi yang tercatat sebagai penerima bansos tunai sebesar 600.000 rupiah, untuk jangka waktu 3 bulan.
Baca Juga:2 Bulan Lockdown, Begini Nasib Barang-barang Branded di Mall Malaysia, Rusak BerjamurHingga Situasi Normal, Pemerintah Larang 500 TKA China Masuk ke Sulawesi Tenggara!
Jayus mengaku malu saat mengambil bantuan tersebut, namun bansos tersebut langsung diserahkan kepada warga lain yang berhak menerima.
Di Trenggalek, nama anggota DPRD di Kabupaten Trenggalek terdaftar menjadi penerima bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah.
Nama anggota DPRD Trenggalek tersebut yakni Doding Rahmadi yang juga menjabat wakil Ketua DPRD dan masuk dalam daftar penerima BLT untuk warga terdampak pandemi virus corona atau covid-19.