Demonstrasi kedua terjadi pada 3 Mei. Dia muncul di tengah massa tanpa masker, dan bersalaman langsung dengan sejumlah orang. Demonstran juga membawa spanduk menuntut pembubaran Kongres dan Mahkamah Agung.
Apa Maumu?Pada 28 April, ketika jumlah kematian akibat Covid-19 di Brasil sudah melampaui Tiongkok, Bolsonaro menggelar jumpa pers larut malam di luar istana kepresidenan.
Seorang wartawan bertanya tentang jumlah kematian itu, dan dijawab pedas: “Lalu kenapa? Maaf, tetapi apa yang sebetulnya Anda mau untuk saya lakukan?”
Baca Juga:734 WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri, 41 Meninggal DuniaDana BST Salah Sasaran, dari Anak Anggota DPRD hingga ASN
Dia melanjutkan bahwa meskipun nama tengahnya adalah “Messias,” atau Isa Al-Masih dalam terjemahan Bahasa Indonesia, tetapi dia bukanlah seorang “pembawa keajaiban”.
“Saya minta maaf atas situasi yang kita hadapi sekarang akibat virus ini. Kami menyampaikan solidaritas bagi mereka yang telah kehilangan orang-orang yang dicintai, banyak dari mereka adalah kaum lanjut usia. Namun, begitulah hidup. Besok mungkin giliran saya,” ujarnya.
Setelah jumpa pers itu disiarkan televisi, banyak warga memprotes dengan memukuli panci dan pot sambil berteriak: “Pergi dari sini!”
Bertemu LawanGubernur Sao Paulo, Joao Doria, adalah lawan sengit Bolsonaro di dalam negeri saat ini.
“Presiden Jair Bolsonaro menunjukkan sekali lagi sikapnya yang merendahkan demokrasi,” kata Doria dalam sejumlah cuitan di akun Twitter-nya. “Di atas itu semua, dia membujuk rakyat negeri ini untuk mengacuhkan kesehatan dan pengobatan.”
Bolsonaro dan Doria kerap bentrok terkait masalah pelonggaran pembatasan sosial, termasuk dalam pertemuan mereka yang melibatkan gubernur-gubernur lain.
“Kita harus mempunyai presiden yang bisa memimpin dan mengarahkan negara ini, bukan memecah belah,” kata Doria. (Bloomberg, CNN)