JAKARTA-Para astronom Amerika Serikat (AS) berhasil membuat foto-foto terbaru mengenai planet Jupiter dengan menggunakan teknologi inframerah sehingga mampu menghilangkan distorsi yang disebabkan atmosfer bumi dalam gambar.
Dilansir dari BBC, dengan menggunakan Gemini North Telescope di Hawaii, sebuah teleskop luar angkasa (Hubble Space Telescope) dan pesawat ruang angkasa Juno, tim dari universitas California mampu membuat gambar paling tajam dari planet tersebut.
Dari mosaik gambar yang dihasilkan terungkap bahwa sistem badai yang terbentuk di sekitar awan es yang dalam dan cairan di bawah awan badai besar setinggi 60 km di planet Jupiter. Tak ayal, gambaran tersebut akhirnya memberi para peneliti pandangan lebih dekat terkait apa yang membuat dan menopang sistem cuaca di planet tersebut.
Baca Juga:Tegang Sama China, Trump Relokasi Pabrik ke IndonesiaAsal-Usul Santri dan Berdirinya Pesantren
Ini tentu termasuk awan uap air yang dalam, menara konvektif besar yang terbuat dari udara lembab mirip dengan awan petir di Bumi, dan area jernih di bawahnya.
Studi yang menghasilkan gambar inframerah ini dipimpin dari University of California di Berkeley. Itu adalah bagian dari program pengamatan bersama yang melibatkan Hubble dan pesawat ruang angkasa Juno yang saat ini mengorbit planet kelima dari Matahari.
Kombinasi gambar inframerah dekat dan optik akhirnya memungkinkan para ilmuwan untuk menyatukan dan menemukan yang terjadi planet itu.
“Ini seperti jack-o-lantern. Anda melihat cahaya inframerah yang terang datang dari daerah bebas awan, tetapi awan itu benar-benar gelap di inframerah,” kata astronom Michael Wong dari University of California, Berkeley, sebagaimana dikutip beritaradar.com, Senin (11/5)
Tim tersebut kemudian menggabungkan analisis mereka dengan data dari NASA Jupiter orbiter Juno, yang telah mendeteksi sinyal radio atmosfer disebut sferics dan whistlers. Sinyal ini muncul dari sambaran petir yang kuat di permukaan gas raksasa.
Sejak saat itu, sebagian besar sambaran petir yang diamati terjadi di kutub planet Jupiter, sedangkan di Bumi, sebagian besar terjadi di sekitar garis katulistiwa.
Konsentrasi petir kutub Jupiter kemungkinan disebabkan oleh ukuran relatif planet, komposisi atmosfernya dan jaraknya dari matahari.