ASIA Tenggara memiliki ciri khas dalam menghadirkan dakwah dan pendidikan Islam. Lembaga pesantren merupakan contohnya. Demikian menurut Howard M Federspiel dalam The Oxford Encyclopedia of the Islamic World. Penamaan pesantren cenderung diterima luas di Jawa.
Adapun di Sumatra, lembaga yang sama bernama surau atau meunasah (Aceh). Di ranah Melayu luar Indonesia, umpamanya Malaysia atau Kamboja, istilah pondok lebih akrab dijumpai. Sementara itu, masyarakat Filipina dan Singapura memakai istilah madrasah.
Dalam bukunya, Tradisi Pesantren (2011), Zamakhsari Dhofier menduga genealogi istilah pondok pesantren. Pondok dari kata funduq yang dalam bahasa Arab berarti ‘asrama.’ Sementara itu, kata pesantren memiliki akar kata santri. Dhofier lalu mengutip pendapat beberapa ahli sejarah, semisal Profesor Johns yang menyebutkan kata santri berasal dari bahasa Tamil dengan arti ‘guru.’
Baca Juga:Bayi 2 Tahun Meninggal Dunia karena Virus Corona, Satu Keluarga Jalani Swab TestBIN Bantu Unair Alat Laboratorium Canggih untuk Penelitian Covid-19
Tak jauh beda adalah pendapat CC Berg bahwa santri berasal dari kata shastri atau cantrik dalam bahasa Sanskerta yang berarti ‘orang yang mengetahui isi kitab suci’ atau ‘orang yang selalu mengikuti guru.’ Adapun M Chaturverdi dan BN Tiwari memandang, kata yang sama berasal dari shastra yang berarti ‘buku.’
Anak-anak santri tekun menuntut ilmu. Mereka dikenal taat menjalani perintah agama dan kiai. Sejarah membuktikan santri adalah orang-orang yang berada di garis terdepan dalam memerdekakan bangsa ini.
Segenep pemaparan tentang istilah pesantren cenderung menegaskan cikal bakal lembaga tersebut tidak lepas dari pengaruh kebudayaan India. Di Indonesia, khususnya Jawa, dalam masa transisi memudarnya pengaruh Hindu-Buddha sekaligus menyebarnya dakwah Islam, para kiai antara lain Wali Songo mengislamkan sistem lembaga pendidikan warisan dua agama tersebut. Kemudian, mereka mengembangkan sistem yang lebih islami yakni pesantren seperti yang kita kenal sampai sekarang.
Hasani Ahmad Said dalam artikelnya di Jurnal Ibda (Desember 2011) menyebut pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Nusantara. Sejumlah sejarawan menyebut eksistensi pesantren terlebih dahulu hadir sebelum kedatangan bangsa Eropa di Nusantara pada abad ke-16.
Istilah pesantren merujuk pada tempat belajar bagi kaum intelektual Muslim yang dinamakan santri. Mereka mewarisi dan memelihara keberlanjutan tradisi keilmuan Islam sehingga sampai kepada dakwah Rasulullah SAW.