JAKARTA — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan tidak pernah memberikan persetujuan klaim khasiat obat herbal yang dapat mengobati segala jenis penyakit, termasuk infeksi virus corona atau Covid-19.
Menurut BPOM, obat herbal yang telah memiliki Nomor Izin Edar (NIE) maka produk tersebut telah dilakukan evaluasi terhadap aspek keamanan, khasiat dan mutunya.
“Namun, klaim khasiat suatu obat herbal harus dibuktikan, baik berdasarkan data empiris atau secara ilmiah melalui uji pra klinik dan uji klinik. Apabila suatu produk herbal terbukti berkhasiat untuk mengobati suatu penyakit, maka klaim khasiat tersebut akan tertera pada label kemasan produk,” kata Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito dalam keterangan resmi, Selasa (5/5/2020).
Baca Juga:Topeng Monyet Seret Bocah di Surabaya Disorot New York PostSejumlah Negara Longgarkan Aturan Lockdown
Untuk itu, BPOM mengimbau masyarakat agar lebih hati-hati dan tidak mudah percaya iklan atau pernyataan seseorang yang menyatakan bahwa obat herbal ampuh mengobati Covid-19.
Adapun sejumlah langkah menggunakan produk herbal secara aman dan tepat dengan cara melakukan pengecekan produk. Masyarakat dapat melakukan cek KLIK dan memastikan kemasan dalam kondisi baik.
Selanjutnya, masyarakat diharapkan membaca seluruh informasi pada labelnya dan memastikan ada izin edar dari BPOM. Terakhir, tentunya pastikan tidak melewati masa Kedaluwarsa. Langkah terbaik selanjutnya yakni dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter apabila memiliki riwayat penyakit tertentu.
Sebelumnya, Gabungan Pengusaha (GP) Jamu melayangkan protes terkait kegiatan importasi obat herbal atau jamu China yang dilakukan oleh Satgas DPR dan diklaim manjur untuk penyembuhan pasien Covid-19.
Ketua Umum GP Jamu Dwi Ranny Pertiwi mengatakan pihaknya menyesalkan langkah DPR yang membagikan jamu dari China pada rumah sakit (RS) rujukan tanpa ada komunikasi baik dengan industri hingga BPOM. Hal itu disampaikan Dwi dalam rapat virtual dengan komisi VI DPR RI, Senin (27/4/2020).
“Kami ditanya BPOM terkait jamu ini juga para dokter di RS rujukan, karena semua bingung dengan produk jamu yang dibagikan dan diklaim oleh Satgas DPR untuk pasien covid-19,” katanya. (*)