Kelelawar yang disuntik menjadi merasa terlalu lemah untuk berburu darah atau membersihkan diri serta hanya ingin tidur seperti perilaku umum individu yang sakit. Tim peneliti lalu mensimulasi kondisi normal saat kelelawar hidup dalam koloninya, yaitu memindahkan kelawar yang ‘sakit’ itu pada malam hanya untuk membuatnya tidak mendapat makanan.
Dampaknya, kelelawar yang sakit terus bersosialisasi tapi dengan interaksi yang berbeda. Mereka ditolak berkerumun oleh kelelawar di luar garis keluarga. Tapi mereka tetap dibagi saat memohon makanan dari anggota keluarga. Induknya tetap memberi makan anaknya meski sedang ‘sakit’.
“Mereka tidak banyak lagi bersama dengan yang lain, tapi berbagi makanan tidak berubah dan itu kemungkinan karena berbagi makanan jauh lebih penting untuk menjaga tidak ada yang mati.” (CBC/Newscientist)