WASHINGTON-Sewaktu meninjau salah satu fasilitas medis utama pada Selasa (28/4/2020), Wakil Presiden Amerika Mike Pence meminta kepada 100 ribu warga Amerika yang sudah sembuh dari Covid-19 untuk menyumbangkan plasma darah mereka.
Plasma darah dari pasien yang telah sembuh berpotensi membantu menyembuhkan pasien virus corona.
“Sebagian dokter mengatakan, beberapa orang yang telah menerima terapi plasma, pernafasannya pulih lebih cepat,” kata Pence di Mayo Clinic.
Baca Juga:Positif COVID-19, 18 Santri Ponpes Temboro Dievakuasi ke Ruang Isolasi RSUD MagetanTeriak Minta Tolong Lewat Pengeras Suara Masjid, Oh Ternyata
“Kami mendorong orang di seluruh negeri, jika Anda sudah sembuh dari virus corona” untuk menyumbangkan darah jika sudah bebas dari virus itu selama lebih dari 14 hari.
Dokter-dokter di rumah sakit dan pusat penelitian itu mengatakan kepada Pence bahwa meski ada laporan yang menggembirakan tentang terapi plasma untuk pasien virus corona, sampai saat ini belum ada penelitian yang meyakinkan.
Dr. Michael Joyner mengatakan kepada Wakil Presiden Pence bahwa para pasien virus corona yang sudah sembuh dan diminta untuk menyumbangkan plasmanya, tidak menolak permintaan tersebut.
Melewati korban perang Vietnam
Korban jiwa terkait virus corona (COVID-19) Amerika Serikat (AS) telah melebihi warga AS yang tewas dalam Perang Vietnam, sementara jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di negara itu telah menembus 1 juta orang.
Berdasarkan penghitungan Reuters, hingga Selasa (28/4/2020), 58.233 telah meninggal karena COVID-19 di Amerika Serikat. Angka itu melampaui jumlah warga AS yang tewas dalam 16 tahun keterlibatan militer AS di Vietnam.
Dalam sehari rata-rata 2.000 orang di AS meninggal karena virus corona bulan ini.
Jumlah infeksi virus korona yang dikonfirmasi di AS telah berlipat ganda selama 18 hari terakhir, menembus angka 1 juta orang.
Baca Juga:Tertangkap Basah, Polisi Amankan Mantan Kades di Warung Eva AyuDokumen Negara Belum Ditandatangani Kim Jong-un, Pertanda Apakah Ini?
Jumlah yang sebenarnya diyakini lebih tinggi, dengan pejabat kesehatan masyarakat negara bagian memperingatkan bahwa kekurangan pekerja terlatih dan kapasitas pengujian terbatas, sehingga banyak infeksi yang tidak tercatat.
Model penelitian Universitas Washington yang dikutip Gedung Putih memprediksi kematian akibat Covid-19 di AS akan mencapai lebih dari 74.000 pada 4 Agustus, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 67.000. (*)