Penggunaan sedikitnya satu teknologi pengelolaan identitas yang aman meningkat 9% dibanding temuan survei 2017, dimana penerapan teknologi mobile ke dalam sistem kontrol akses semakin diminati. Solusi teknologi ini menjanjikan kecepatan, kenyamanan, keamanan tingkat tinggi (seperti deteksi biometrik built-in pada perangkat), dan fleksibilitas. Karyawan perusahaan, mitra maupun tamu yang datang ke lokasi organisasi biasanya sudah memiliki perangkat mobile pribadi masing-masing. Mengaktifkan dan menonaktifkan identitas mereka semua dapat dilakukan pada saat itu juga secara nirkabel. Para direktur keamanan menyebut penggunaan akses atau aplikasi mobile sebagai tren teratas untuk merubah lanskap industri di masa depan (57%). Penerapan teknologi mobile untuk sistem kontrol akses terus melonjak dengan 25% responden menyatakan telah menerapkannya sebagian atau dalam proses untuk menerapkan sepenuhnya. Sebanyak 6% lagi menyatakan akan menginstal mesin pembaca kartu mobile tahun depan.
Tantangan pada 2020
Para direktur keamanan diminta untuk memilih tiga dari sembilan tantangan terbesar dalam penerapan sistem kontrol akses. Isu-isu terkait teknologi ternyata menjadi tantangan terbesar yang diantisipasi. Sebanyak 45% responden menyebut “integrasi yang lebih baik dengan sistem teknologi lain” sebagai tantangan terbesar. Data yang diperoleh dari sistem kontrol akses kini telah menjadi aset yang benilai tinggi dalam analisis bisnis, data dari sistem lain juga dapat dikombinasikan dengan data dari sistem kontrol akses untuk memitigasi risiko, mengoptimalkan proses, dan membantu pengambilan keputusan tentang keselamatan dan keamanan yang lebih baik.
Seiring dengan tantangan “integrasi yang lebih baik dengan sistem teknologi lain”, 39% responden juga melihat “memanfaatkan fitur teknologi baru” sebagai tantangan yang cukup signifikan. Memakai perangkat mobile dalam sistem kontrol akses, seperti telah disampaikan sebelumnya, adalah salah satu fitur utama yang dilihat sebagai sebuah kemajuan. Contoh lain, misalnya penggunaan teknologi identitas dan mesin pembaca kartu elektronik dengan memanfaatkan biometrik atau enkripsi yang lebih canggih dan sulit untuk dipalsukan.
Baca Juga:Liga I Berhenti, Pemain PSIS Banting Stir Jual KaosPandemi Corona, Masjid-masjid di Asia Sepi Jamaah
Survei juga menyoroti semakin kompleksnya masalah keamanan yang harus dihadapi: 38% responden menyebut bahwa “perlindungan terhadap ancaman kerentanan keamanan yang semakin meningkat” sebagai salah satu tantangan terbesar. Meningkatnya insiden, kerusakan, dan berita kekerasan massa telah mengubah cara berpikir banyak direktur keamanan tentang akses kontrol.