JAKARTA-Donald Trump dilaporkan berutang puluhan juta dolar ke China melalui utang real estate yang jatuh tempo pada 2022, The Guardian melaporkan.
Utang tersebut berasal dari 30 persen saham yang dimiliki Presiden AS itu di gedung bernilai miliaran dolar di Avenue of the Americas di Manhattan, yang dibiayai kembali pada 2012, dengan US$211 juta dari dana yang berasal dari Bank of China milik pemerintah China, menurut laporan Politico pada Jumat (24/4).
Utang China tersebut mempersulit strategi pemilihan Trump yang muncul untuk menggambarkan lawan Demokratnya, Joe Biden, sebagai lunak terhadap China. Dalam sebuah arahan pada Sabtu (18/4), Trump mengatakan “China akan menguasai Amerika Serikat” jika Biden terpilih pada November mendatang.
Baca Juga:Arab Saudi Hapus Hukuman Cambuk, Ganti dengan Denda dan PenjaraKebakaran di Kawasan Perumahan, Warga Lari Terbakar Hidup-hidup
Namun China sangat terlibat dalam kerajaan bisnis Trump. Sebuah perusahaan konstruksi milik negara China membantu membangun Trump World Golf Club di Dubai, dan Beijing telah memberikan merek dagang kepada putri Trump, Ivanka. Di masa lalu, suami Ivanka (dan penasihat Gedung Putih) Jared Kushner, telah mencari keuangan China untuk setidaknya satu kesepakatan real estate besar, dilansir dari The Guardian.
Trump adalah investor minoritas pasif di menara kantor 1290 Avenue of the Americas. Investor utama adalah Vornado Realty Trust, yang memiliki 70 persen saham.
Baik Gedung Putih maupun Organisasi Trump tidak menanggapi permintaan komentar. Trump telah secara resmi menyerahkan kekaisaran bisnisnya sehari-hari kepada putra-putranya, tetapi ia mendapatkan keuntungan finansial, menghasilkan banyak konflik kepentingan. Organisasi Trump baru-baru ini mengajukan kompensasi virus corona dari pemerintah.
Pendekatan Trump ke China telah berganti-ganti antara agresif dan tidak berbahaya, terutama dalam kaitannya dengan Presiden China Xi Jinping, dengan siapa Trump secara konsisten mengklaim memiliki hubungan pribadi yang sangat baik.
Trump mencuit pada 24 Januari, pada tahap awal pandemi: “China telah bekerja sangat keras untuk mengendalikan virus corona. Amerika Serikat sangat menghargai upaya dan transparansi mereka. Itu semua akan bekerja dengan baik. Khususnya, atas nama rakyat Amerika, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Xi!”