BEIJING-Kasus positif virus corona Covid-19 masih terus bertambah di seluruh dunia. Hingga kini belum ada tanda-tanda penurunan kasus, yang artinya masa pandemi ini akan berlangsung cukup lama.
Berdasarkan laporan real time laman Worldometers, Sabtu (25/4/2020) pukul 07.30 WIB, angka kasus infeksi sudah mencapai 2.827.391 orang. Sebanyak 798.331 dinyatakan sudah sembuh dari Covid-19, sedangkan sebanyak 197.003 dinyatakan meninggal dunia.
Kabar dari China, tempat virus corona berasal, memiliki jumlah kasus 82.804, dengan angka pertambahan kasus baru hanya ada sebanyak 6 orang. Bahkan hari ini tidak ada penambahan korban Covid-19 yang meninggal dunia. Meski begitu, terlapor 4.632 orang meninggal di hari-hari sebelumnya.
Baca Juga:Miliki Gugusan Pulau Kecil, Pantai Kasap Raja Ampatnya PacitanPara Pencari Tuhan (PPT) Jilid 13 Makin Seru di SCTV Ramadan, Ini Previewnya
Sedangkan mereka yang sembuh di China ada 77.257 orang. Dan kini di China hanya tersisa 915 orang yang menjalani masa perawatan. Maka itu artinya, jika dihitung dari persentase, angka kesembuhan di China mencapai 93 persen.
Meski demikian, Badan antariksa China pada hari Jumat (24/4) meluncurkan misi eksplorasi Mars pertamanya. Peluncuran ini bertepatan dengan Hari Antariksa China dan peringatan 50 tahun peluncuran satelit pertama mereka.
Misi Mars ini diberi nama Tianwen-1. Misi eksplorasi tak berawak ke Mars diharapkan akan diluncurkan tahun ini. Nama ini berasal dari “Tianwen”, atau “Pertanyaan untuk Surga”, sebuah puisi yang ditulis oleh Qu Yuan pada masa 2000 tahun yang lalu.
https://twitter.com/ChinaScience/status/1253534128554663936?s=20
Dalam puisi itu, muncul pertanyaan tentang bintang dan benda langit lainnya. CNSA mengatakan semua misi eksplorasi planet di masa depan akan diberi nama “Tianwen” untuk menunjukkan pencapaian negara itu di luar angkasa.
China berhasil meluncurkan satelit pertamanya, Dongfanghong-1, pada tahun 1970. Pada tahun 2003, negara ini menjadi negara ketiga yang menempatkan seorang pria di luar angkasa dengan roketnya sendiri setelah Rusia dan Amerika Serikat.
Sejak itu, China berlomba untuk mengejar ketinggalan dengan Rusia dan Amerika Serikat dan menjadi kekuatan ruang angkasa utama pada tahun 2030. (Reuters/Antara)