Serangkaian demonstrasi yang terjadi di Amerika Serikat dianggap terinspirasi oleh Revolusi Mesir 2011 dalam rentetan Arab Spring oleh ketua Komite Anggaran Amerika Serikat tentang Anggaran, Paul Ryan dan resesi akhir tahun 2000-an.
Sementara sensor oleh pemerintah dan dilakukannya tindakan pencegahan akibat efek Arab Spring ini terjadi di Ethiopia, Equatorial Guinea, Eritrea, Kazakhstan, Nigeria, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Sementara dampak politik akibat Arab Spring justru terjadi di Perancis yaitu: Menteri Luar Negeri Prancis Michele Alliot-Marie mengundurkan diri, Israel: pemerintah Israel memerintahkan penyelidikan atas kegagalan intelijen karena ketika protes di Mesir dimulai, Kepala Intelejen IDF Aviv Kochavi menyatakan pemerintah Mesir tidak dalam bahaya runtuh.
Baca Juga:Menanti Moshiah: Aneksasi Zionis di Tepi Barat bulan Juli, Inilah Para Pengikut DajjalWaspada: Semasa Hidupnya Tak Pernah Jalan-jalan, Seorang PDP Meninggal Dunia
Sedangkan dampak politik akibat Arab Spring di Inggris Raya: Howard Davies dari London School of Economics mengundurkan diri karena dukungan moneter lembaga tersebut dari Libya, dan di Amerika Serikat: Presiden Barack Obama, Sekretaris Pertahanan Robert Gates, Direktur CIA Leon Panetta, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, dan pejabat tinggi lainnya serta lembaga pemerintah terkejut atas pemberontakan-pemberontakan tersebut, dan dituduh memimpin kegagalan intelijen besar-besaran.
Argumentasi Makalah “Yinon Plan”
Yinon berpendapat bahwa dunia sedang menyaksikan zaman baru dalam sejarah tanpa preseden (hal yang telah terjadi lebih dahulu dan dapat dipakai sebagai contoh), yang membutuhkan pengembangan perspektif baru dan strategi operasional untuk mengimplementasikannya. Fondasi rasionalis dan humanis dari peradaban Barat berada dalam kondisi runtuh.
Blok Barat hancur sebelum serangan gabungan Uni Soviet dan banyak Negara Dunia Ketiga, sebuah fenomena yang ia yakini disertai dengan meningkatnya anti-Semitisme, yang semuanya berarti bahwa Israel akan menjadi tempat perlindungan terakhir bagi orang Yahudi untuk berlindung.
Dunia Muslim Arab yang mengelilingi Israel telah secara sewenang-wenang diiris dan dipecah-belah menjadi 19 negara yang secara etnis heterogen oleh kekuatan kekaisaran, yaitu Perancis dan Inggris.
Dan mereka hanya sebagai “rumah sementara bagi kartu-kartu yang disatukan oleh orang asing” – gagasan bahwa Pan-Arabisme adalah “a house of cards” atau rumah kartu yang akan runtuh telah diperdebatkan oleh Fouad Ajami beberapa tahun sebelumnya, terdiri dari etnis minoritas dan mayoritas yang saling bermusuhan, yang setelah hancur menjadi berkeping-keping, maka wilayah kekuasaan feodal, tidak akan lagi menantang Israel, dalam interpretasi Ahmad.