The Arab Springs
Dari makalah itulah, timbul gagasan dalam suatu project sangat rahasia yang terus berjalan hingga kini untuk menumbangkan dan memecah belah bangsa-bangsa di Timur Tengah yang dikenal pada mas kini sebagai The Arab Springs atau “Musim Semi Arab” atau dalam istilah mereka “Kebangkitan dunia Arab”
The Arab Springs adalah gelombang revolusi atau serangkaian protes anti-pemerintah, demonstrasi atau unjuk rasa anti-pemerintah dan pemberontakan bersenjata yang menyebar di Timur Tengah pada akhir 2010. Ini dimulai sebagai tanggapan terhadap rezim yang menindas dan standar hidup yang rendah, dimulai dengan protes di Tunisia sejak 18 Desember 2010, dan Mesir, perang saudara di Libya, pemberontakan sipil di Bahrain, Suriah, dan Yaman.
Juga terjadi protes besar di Aljazair, Irak, Yordania, Maroko, dan Oman, serta protes kecil di Kuwait, Lebanon, Mauritania, Arab Saudi, Sudan, dan Sahara Barat. Kerusuhan di perbatasan Israel bulan Mei 2011 juga terinspirasi oleh kebangkitan dunia Arab ini.
Baca Juga:Menanti Moshiah: Aneksasi Zionis di Tepi Barat bulan Juli, Inilah Para Pengikut DajjalWaspada: Semasa Hidupnya Tak Pernah Jalan-jalan, Seorang PDP Meninggal Dunia
Arab Springs pada tahun 2011. Hingga kini beberapa negara Arab masih diadu domba melalui intelijen asing sebagai phak ketiga agar selalu perang saudara.
Protes ini menggunakan teknik pemberontakan sipil dalam kampanye yang melibatkan serangan, demonstrasi, pawai, dan pemanfaatan media sosial, seperti Facebook, Twitter, YouTube, dan Skype, untuk mengorganisir, berkomunikasi, dan meningkatkan kesadaran terhadap usaha-usaha penekanan dan penyensoran Internet oleh pemerintah.
Banyak unjuk rasa ditanggapi keras oleh pihak berwajib, serta milisi dan pengunjuk rasa pro-pemerintah. Slogan pengunjuk rasa di dunia Arab yaitu “Ash-sha`b yurid isqat an-nizam” atau “Rakyat ingin menumbangkan rezim ini”.
Dalam berita tersebut, media sosial telah digembar-gemborkan sebagai kekuatan pendorong di belakang penyebaran revolusi yang cepat bagai kanker di Timur Tengah bahkan di seluruh dunia, ketika protes baru muncul sebagai tanggapan terhadap kisah sukses yang dibagikan dari yang terjadi di negara lain.
Dari Timur Tengah, efek Arab Spring kemudian mendunia, seperti terjadi di benua Afrika yaitu di Djibouti, Ivory Coast, Gabon, Malawi, Mali, Mozambique, Uganda, dan Zimbabwe. Protes terhadap pemerintah juga terjadi di benua Eropa seperti di Bosnia dan Herzegovina, Yunani, Russia, Spanyol, Turki, Ukraina bahkan di Inggris Raya.