JAKARTA-Kakak aktivis Soe Hok Gie, Arief Budiman, meninggal dunia pada Kamis, 23 April 2020.
Kabar duka ini disampaikan oleh Akademisi dan Sosiolog Ariel Heryanto. “Selamat jalan, kawan lama dan rekan sejawat, Arief Budiman, Terima kasih atas apa yang telah engkau sumbangkan ke Indonesia,” kata Ariel lewat akun Twitternya pada Kamis, 23 April 2020.
https://twitter.com/ariel_heryanto/status/1253198366592229377?s=21
Arief merupakan aktivis angkatan 1966. Ia juga sempat mengajar sebagai Guru Besar di Universitas Melbourne, Australia. Arief juga banyak terlibat dalam bidang budaya di Indonesia.
Baca Juga:Najwa Shihab Jelaskan Duduk Perkara Soal Pulang Kampung vs Mudik JokowiSimak Pengertian Mudik dan Pulang Kampung Beda Menurut KBBI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peneliti Human Rights Watch Andreas Harsono mengatakan Arief Budiman yang memiliki nama asli Soe Hok Djin meninggal di rumah sakit dekat Salatiga, Jawa Tengah. Arief memang sedang sakit Parkinson. “Arief cendekiawan publik, dulu mengajar di Univ Kristen Satya Wacana dan UnivMelbourne,” kata Andreas lewat akun Twitternya.
https://twitter.com/andreasharsono/status/1253198700936957957?s=21
Arief Budiman alias Soe Hok Djin baru saja pergi beberapa jam yang lalu. Parkinson yang sudah berlarut akhirnya menjadi jalan bagi dia untuk menggenapi takdirnya sebagai manusia: bertemu dengan kematian. Tak perlu disebutkan bagaimana dia begitu mencintai negeri ini. Lewat caranya, berpuluh tahun dia mengupayakan Indonesia supaya bergerak ke arah yang lebih baik, terutama yang terkait dengan kehidupan rakyat kecil.
“Ketika orang-orang memuji-memuji Pak Harto di awal Orde Baru berdiri, dia tampil sebagai salah seorang pengeritik paling keras,” ujar almarhum Rudy Badil, wartawan senior sekaligus kawan Arief Budiman.
Badil memang benar. Tahun 1970, ketika Orde Baru mulai dijadikan sarang untuk menangguk keuntungan pribadi oleh para akademisi dan tentara, Arief dan dan kawan-kawannya eks demonstran 1966 menjadi gerah. Mengatasnamakan gerakan “Mahasiswa Menggugat”, mereka melakukan aksi long march dari Kampus Universitas Indonesia di Salemba menuju Lapangan Banteng.
“Sepanjang jalan menuju Lapangan Banteng, mahasiswa membagikan selebaran berisi kecaman terhadap perselingkuhan antara para jenderal dengan para profesor,” tulis wartawan cum aktivis politik, Jopie Lasut dalam Kesaksian Seorang Jurnalis Anti ORBA: MALARI Melawan Soeharto dan Barisan Jenderal ORBA.