KLAIM bahwa virus Corona akan mati pada suhu 26-27 derajat Celcius dan saat terkena matahari belum teruji secara ilmiah. Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Herawati Sudoyo, mengatakan belum ada penelitian ihwal kaitan hidup matinya virus Corona dengan suhu udara. “Sampai sekarang belum ada penelitian mengenai peran dari suhu terhadap mati atau hidupnya Coronavirus,” kata Herawati.
Sementara itu pakar kesehatan dr Tan Shot Yen menjelaskan dalam kanal YouTube Henry Remanlay, bahwa ada metode mematikan kuman, termasuk virus dan bakteri, menggunakan sinar ultraviolet. Namun inipun masih dalam penelitian.
https://www.youtube.com/watch?v=2fMTgJAzhX0
“Mematikan kuman memang ada metode yang disebut memberikan cahaya ultraviolet, diberikan cahaya matahari, diberikan panas bahkan direbus. Tapi tidak benar bahwa orang dengan berjemur matahari itu kaya kita merebus virusnya. Itu tidak masuk akal,” jelas ahli nutrisi Dokter Tan Shot Yen seperti Suara.com kutip dari kanal YouTube Henry Remanlay.
Baca Juga:Suntik Disinfektan ke Tubuh Manusia, dokter Kashif Mahmood: Jangan Ikuti Gagasan Medis dari TrumpWHO vs Amerika Serikat: Sinar Matahari Mengakhiri Wabah Pandemi Corona?
Laman Myth Busters atau pembasmi mitos Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan keterangan terkait penggunaan sinar ultraviolet untuk membunuh virus Corona Covid-19. Disebutkan bahwa sinar ultraviolet memang bisa membunuh virus jika disinari kepada suatu benda dalam waktu tertentu. Hanya saja dampaknya berbahaya jika disinari ke kulit manusia.
“Lampu sinar ultraviolet tidak boleh digunakan untuk mensterilkan tangan karena bisa menimbulkan radiasi dan menyebabkan kanker kulit,” tulis WHO.
Lalu bagaimana dengan manfaat sinar matahari untuk kekebalan tubuh? Dokter Tan menjelaskan bahwa menjemur badan di bawah sinar matahari justru untuk mendapatkan vitamin D3. Vitamin D tersebut bisa didapat tanpa overdosis hanya dari cahaya matahari pagi.
Lebih lanjut, Dokter Tan memaparkan bahwa ada tiga jenis ultraviolet dari paparan sinar matahari, yakni ultraviolet a, ultraviolet b dan ultraviolet c. Sementara yang dibutuhkan tubuh manusia hanya ultraviolet b.
“Jadi, Ultraviolet b yang mengandung provitamin D3, masih Pro ya, itu bersama dengan kolesterol di bawah kulit kita akan dibentuk yang namanya vitamin D3. Inilah yang menjadi sumber kekebalan tubuh manusia,” paparnya.