JAKARTA-Waktu berpuasa sudah di depan mata. Umat Islam di mana pun diwajibkan berpuasa selama ia dalam kondisi sehat dan tidak membahayakan diri jika menjalaninya.
Namun, bagaimana dengan umat Islam yang terpapar virus corona jenis baru? Apakah mereka harus berpuasa?
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) mengatakan, orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 dengan gejala ringan tetap dapat berpuasa saat pandemi virus tersebut. “Menurut saya, tetap sama, kaidah berpuasa itu ketika dia tidak sanggup melakukan puasa,” kata dokter spesialis penyakit dalam dr Ceva Wicaksono Pitoyo saat konferensi video di Jakarta, Kamis (23/4).
Baca Juga:Ajukan ke Jokowi, Ini Paparan Sunoto Pengusaha asal Cirebon di Tengah Pandemi CoronaMbah Mijan Bilang Mudik Nularin Corona, Pulang Kampung Gak Nularin
Ia mengatakan, ODP Covid-19 tidak selalu dalam kondisi berat. Ada yang ringan, hanya meriang, bahkan tanpa gejala. Namun, jumlah itu tidak banyak, hanya sekitar 6 persen. Karena itu, menurut Ceva, pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala tersebut bisa saja tetap melaksanakan ibadah puasa.
Namun, dia menambahkan, apabila ODP Covid-19 sudah merasa tidak sanggup atau khawatir atas penyakit yang dideritanya, yang bersangkutan bisa membatalkan puasa demi keutamaan kesehatan. Selain itu, ia menegaskan, apabila ODP Covid-19 sudah mulai memperlihatkan gejala, seperti demam, disarankan untuk banyak mengonsumsi air putih.
Kemudian, bagi ibu hamil dengan status ODP, dokter spesialis penyakit dalam Prof Iris Rengganis mengatakan, ibu tersebut tidak dianjurkan berpuasa. “Sebab, dia harus memberi janinnya makanan yang cukup,” kata dia.
Bahkan, menurut dia, ibu hamil tersebut jika dalam kondisi sehat atau tidak berstatus ODP sekalipun tetap saja tak dianjurkan berpuasa. Selain itu, Prof Iris juga menyarankan khusus ibu hamil dengan status ODP agar banyak mengonsumsi sayur, buah, dan air putih. “Jadi, jangan sampai jadi PDP,” ujarnya.
Prof Iris yang aktif dalam Satgas Imunisasi Dewasa Pengurus Besar (PB) Papdi mengatakan, pada dasarnya puasa Ramadhan bermanfaat untuk tubuh karena bisa meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) meski saat ini di tengah ancaman penularan virus corona SARS-CoV-2. Ia memandang puasa sebagai upaya detoks tubuh.
Iris mengungkap, meski tengah terjadi pandemi yang bisa menyerang sistem pernapasan dan paru-paru, orang yang memiliki daya tahan tubuh baik tidak akan tertular Covid-19. “Karena sel-sel imun tubuh tidak diam, bergerak bersama sel darah putih. Sel darah putih inilah yang jadi tentara terdepan melawan,” ujarnya.