JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan, bahwa dunia akan menghadapi risiko kelaparan yang meluas akibat pandemi Corona (Covid-19).
Kepala Program Pangan Dunia (WFP), David Beasley mengatakan, dalam situasi seperti sekarang ini perlu tindakan mendesak untuk menghindari krisis kelaparan tersebut.
Dalam sebuah laporan, WFP memperkirakan jumlah yang menderita kelaparan bisa meningkat dari 135 juta menjadi 250 juta. Mereka yang paling berisiko berada di 10 negara yang terkena dampak konflik, krisis ekonomi, dan perubahan iklim.
Baca Juga:Kabar Gembira: UMKM Bebas Pajak Setengah TahunKabar Duka: Pria Ini Meninggal Dunia Tinggalkan 42 Istri, 156 Anak dan 250 Cucu
Laporan Global keempat tahunan tentang Krisis Makanan menyoroti Yaman, Republik Demokratik Kongo, Afghanistan, Venezuela, Ethiopia, Sudan Selatan, Sudan, Suriah, Nigeria, dan Haiti.
Di Sudan Selatan, 61 persen populasi terkena dampak krisis pangan tahun lalu. Bahkan sebelum pandemi virus corona melanda, sebagian Afrika Timur dan Asia Selatan sudah menghadapi kekurangan pangan parah. Hal ini disebabkan oleh kekeringan dan serangan belalang terburuk selama beberapa dekade.
“Kita bisa menghadapi beberapa kelaparan dalam beberapa bulan. Kenyataannya adalah kita tidak punya waktu banyak. Saya percaya bahwa dengan keahlian dan kemitraan kami, kami dapat menyatukan tim dan program yang diperlukan untuk memastikan pandemi Covid-19 tidak menjadi bencana krisis manusia dan pangan,” ujar Beasley dilansir BBC, Rabu (22/4).
Beasley khawatir, 30 juta orang atau lebih bisa mati dalam hitungan bulan jika PBB tidak memberikan bantuan pangan. Namun di tengah krisis virus corona, banyak pendonor yang mengalami kesulitan keuangan.
Anadolu Agency melaporkan, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyebut sekitar 135 juta orang di 55 negara dan wilayah mengalami kerawanan pangan akut pada 2019. Dari jumlah tersebut sebanyak 73 orang yang kelaparan berada di Afrika, diikuti oleh Timur Tengah dan Asia dengan 43 juta, serta Amerika Latin dan Karibia sebanyak 18,5 juta.
Dalam laporannya, FAO menyebutkan pandemi virus corona akan menimbulkan resesi global yang dapat menganggu rantai pasokan makanan pada tahun ini. Pandemi tersebut juga dapat menghancurkan mata pencaharian dan ketahanan pangan. Terutama bagi orang-orang yang bekerja di sektor pertanian dan pekerja informal.
Pendorong utama krisis pangan pada 2019 adalah konflik. Namun, cuaca ekstrem dan guncangan ekonomi juga signifikan dalam menyumbang penyebab kelaparan. Diperkirakan 75 juta anak di 55 negara mengalami kelaparan karena terbatasnya akses ke energi makanan yang cukup, diet beragam nutrisi, air minum bersih, sanitasi, dan perawatan kesehatan. (der/fin)