PARLEMEN Lebanon pada Selasa (21/4/2020) mengesahkan izin bertanam ganja alias mariyuana (Cannabis sativa) untuk kebutuhan medis. Langkah itu menyusul banyaknya pihak yang meyakini bahwa ekspor produk turunan ganja berpotensi membantu perekonomian negara.
Saat ini, Lebanon memang membutuhkan banyak suntikan mata uang asing untuk ke luar dari krisis ekonomi. Meskipun menanam ganja sempat dinyatakan sebagai tindakan ilegal di Lebanon, tumbuhan mariyuana itu sesungguhnya banyak ditemukan di lahan subur Lembah Bekaa yang berada di timur negeri Arab itu.
“Keputusan parlemen didorong oleh motif ekonomi, bukan kepentingan lain,” kata anggota Dewan Senior Partai Gerakan Patriot Merdeka (Free Patriotic Movement), Alain Aoun, dikutip Reuters, Rabu (22/4/2020).
Baca Juga:227 Santri asal Malaysia di Ponpes Temboro Magetan Segera Rapid TestBahaya Mengonsumsi Frozen Foods Terus Menerus Selama Work From Home
“Kami tetap menjaga nilai moral dan sosial. Tetapi hari ini ada kebutuhan membantu perekonomian dengan cara apa pun,” katanya berdalih.
Keputusan kontroversial itu dinilai dapat meningkatkan pendapatan negara dan mengembangkan sektor pertanian di Lebanon. Langkah itu dilakukan sembari mengesahkan sejumlah lahan pertanian ganja yang ilegal. “Kami tidak ingin berasumsi soal angka, tetapi katakanlah (langkah) ini patut dicoba,” ujarnya.
Walaupun demikian, Hizbullah, kelompok Syiah di Lebanon yang didukung Iran, menjadi satu-satunya pihak yang menentang rancangan undang-undang legalisasi pertanian ganja di negara itu. Akan tetapi, rancangan itu telanjur telah disetujui dan disahkan menjadi undang-undang pada Selasa kemarin.
Usulan legalisasi penanaman ganja demi menghasilkan obat bernilai tambah tinggi yang dapat diekspor pernah dibahas dalam laporan McKinsey, konsultan asal Amerika Serikat yang ditugaskan Lebanon membuat analisis mengenai isu tersebut pada 2018.
Bulan lalu, Kepolisian Lebanon memusnahkan 25 ton hashish, produk turunan mariyuana, yang akan diselundupkan ke negara di Afrika. Barang itu jadi sitaan terbesar yang pernah diamankan aparat di Lebanon. (*)