JAKARTA-Perusahaan ride hailing Gojek dan Grab mendapat sorotan luar biasa di tengah pandemik virus corona baru (Covid-19).
Selain dianakemaskan pemerintah dengan bantuan-bantuan BUMN, dua perusahaan itu dinilai kurang memperhatikan mitranya, pengemudi ojek online (Ojol).
Mantan Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Adhie M. Massardi, menyoroti Nadiem Makarim, pendiri Gojek yang saat ini menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca Juga:Teori Bandit, Kekuasaan, dan Demokrasi di Masa PandemiAdrian Napitulu Ungkap Kekhawatiran Kondisi Indonesia Dua Bulan ke Depan
Menurutnya, Nadiem boleh sukses mendulang keuntungan, tapi dia gagal meraih nilai-nilai kemanusiaan.
“Nadiem cs sukses sebagai generasi milenial pendulang keuntungan finalsial via jalur ekonomi digital. Tapi sebagai manusia, gagal raih nilai-nilai kemanusiaan coz biarkan mitra kerjanya keleleran justru masyarakat pungut limbah susahnya,” kata dia lewat akun Twitter @AdhieMassardi, Sabtu (1/4).
Twit koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini mengomentari unggahan eksponen Gerakan Mahasiswa 1998 dan Pemrakarsa Pusat Kajian Nusantara Pasifik, Haris Rusly Moti.
“Jika merger Gojek dan Grab Februari 2020 diperkirakan valuasinya tembus Rp. 331 triliun. Buka matamu, 2,5 juta ojol, ditambah istri dan anaknya (7,5 juta) terancam lapar terpapar Covid-19. Pemilik Gojek dan Grab mana sembako gratis untuk ojol?” tulis Haris Rusly Moti, Jumat kemarin.
Disambung Adhie Massardi, itulah ciri khas pengusaha sukses sekarang. “Ciri sukses pelaku ekonomi digital cinta sosial,” sindirnya. (rmol)