Presiden AS Donald Trump, bertanya tentang teori lab tersebut, mengatakan bahwa “semakin banyak kita mendengar cerita itu” dan bahwa AS “melakukan penyelidikan yang sangat teliti”, dilansir dari AFP.
Berbagai teori konspirasi tentang dugaan asal virus corona di laboratorium itu telah berkembang secara online.
Lembaga itu menolak berkomentar pada Jumat (17/4) tetapi mengeluarkan pernyataan pada Februari yang menolak rumor tersebut.
Baca Juga:Terungkap, Ini Pengakuan Bill Gates Timbun Makanan Bertahun-tahun Sebelum Pandemi CoronaPersiapan Puasa Ramadhan dengan Tubuh Bugar, Simak 8 Tips Ini
Lab itu mengatakan mereka menerima sampel virus yang tidak diketahui pada 30 Desember, menentukan urutan genom virus pada 2 Januari, dan menyerahkan informasi tentang patogen itu ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Januari.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada Jumat menolak tuduhan bahwa laboratorium itu bertanggung jawab atas wabah corona.
“Seseorang yang cerdas akan memahami sekilas bahwa tujuannya adalah untuk menciptakan kebingungan, mengalihkan perhatian publik, dan melalaikan tanggung jawab mereka,” ucap Zhao, yang juga mempromosikan teori konspirasi bahwa tentara AS mungkin membawa virus corona ke China, AFP mencatat.
Para ilmuwan percaya virus itu berasal dari kelelawar sebelum ditularkan ke manusia melalui spesies perantara—mungkin trenggiling yang terancam punah, yang sisiknya diperdagangkan secara ilegal di China untuk pengobatan tradisional.
Namun sebuah penelitian oleh sekelompok ilmuwan China yang diterbitkan dalam The Lancet pada Januari mengungkapkan, pasien COVID-19 pertama tidak memiliki koneksi dengan pasar hewan terkenal di Wuhan, dan 13 dari 41 kasus pertama yang dikonfirmasi juga tidak.
Peneliti institut Shi Zhengli, salah satu pakar terkemuka China terkait virus corona kelelawar dan wakil direktur lab P4, adalah bagian dari tim yang menerbitkan penelitian pertama yang mengatakan bahwa Sars-CoV-2 berasal dari kelelawar.
Dalam sebuah wawancara dengan Scientific American, Dr Shi mengatakan urutan genom Sars-CoV-2 tidak cocok dengan virus corona kelelawar mana pun yang sebelumnya dikumpulkan dan dipelajari oleh laboratoriumnya.
Baca Juga:Cake Kurma Santapan Takjil Saat Berbuka PuasaKetum Perkumpulan Honorer Kategori 2 Indonesia Titi Purwaningsih: Apa Menunggu Mati Semua untuk Percaya Kami Benar-benar Kelaparan?
Dr Filippa Lentzos, peneliti biosecurity di King’s College London, mengatakan, walau saat ini tidak ada bukti untuk teori kecelakaan laboratorium, “tidak ada juga bukti nyata” bahwa virus tersebut berasal dari pasar basah Wuhan.