Sementara Anarkisme ala Proudhon mengarah pada Sosialisme sehingga dekat dengan Marxisme. Kata Anarkisme itu sendiri pertama kali muncul dalam buku Prudhon yang berjudul What Is Property?. Walau secara pemahaman dekat, Martin berujar, Anarkisme Sosialis dan Marxisme berbeda dan justru tidak begitu akur.
Dia mengatakan, Anarkisme ala Proudhon menolak segala bentuk hierarki termasuk negara. Sementara, Karl Marx masih berpikir untuk mengambil alih negara sebagai salah satu tahap sebelum terwujudnya cita-cita dari Komunitas itu, yakni masyarakat tanpa kelas.
“Sementara Anarkisme Sosialis menganggap bahwa negara secara inheren sudah bermasalah. Kalau kita mau mengakali pun kita akan terjebak dalam logika birokrasi, hierarki dan seterusnya,” ujar Martin.
Baca Juga:Bogor, Depok dan Bekasi PSBB, Ini Isi Peraturan yang Diteken Ridwan KamilKisah Haru, Seorang PDP Dinyatakan Sembuh Bertepatan dengan Hari Ulang Tahunnya
Walau begitu, kata Martin, Anarkisme dan Marxisme memiliki satu kesamaan. Yakni menolak Kapitalisme.
Martin melanjutkan, perpecahan antar kedua gerakan itu secara nyata terjadi saat Anarkisme keluar dari Internasionale Pertama. Gerakan oleh para pekerja di dunia tersebut digagas oleh tokoh utama Komunisme, yaitu Karl Marx. Toko Anarkisme pada saat itu, Mikhail Alexandrovich Bakunin melakukan pemisahan terhadap Internasionale Pertama dan membuat fraksi sendiri yang dikenal dengan Federasi Jura.
Dalam kesempatan itu, Martin juga menjelaskan bahwa Anarkisme juga terbagi dalam banyak kelompok tendensi. Saking banyaknya, kata dia, muncul gerakan Anarkisme tanpa Adjektif atau tanpa embel-embel apa pun seperti Hijau atau Sosialisme.
Namun secara garis besar, varian besar Anarkisme di antaranya adalah Anarkisme Sosial atau yang juga disebut sebagai Libertarian Kiri. Kelompok ini menolak kapitalisme dan relasi kerja upahan. Ide-idenya dekat dengan Marxisme. Kelompok ini juga memiliki sub varian yang dikenal dengan nama Anarko Sindikalis.
“Anarkisme Sindikalis ini kelompok yang menekankan serikat pekerja sebagai medium utama perlawanan mereka,” kata Martin.
Varian besar lainnya adalah Anarko hijau, yang memiliki diskursus tentang lingkungan. Dalam rumpun kelompok ini, ada juga kelompok Anarko Primitivisme. Kelompok ini, kata Martin, menolak segala bentuk teknologi.
“Mereka kembali ke kondisi nature,” kata dia.
Martin mengatakan, Anarkisme juga tidak semuanya merupakan gerakan Kiri. Di sayap Kanan, dikenal sebuah kelompok dengan nama Anarkisme Kapitalisme. Mereka mengidamkan tatanan pasar tanpa intervensi negara. Negara dianggap menindas karena mencampuri urusan pasar. “Jadi free market anarchisme,” kata Martin. (*)