Seharusnya kepolisian bisa lebih dahulu menayakan korban, tidak langsung ambil tindakan. Baru kepolisian menyebutkan kontak, padahal tidak ada kontak. “Kalau memang teroris, kenapa tidak saat bertugas di SPBU ditangkap, dan sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari kepolisian ke keluarga, bahkan jenzah korban sempat dibawa ke Palu dan disembunyikan, baru diserahkan ke keluarga,” ucap Asman.
Dia meminta agar kasus ini bisa diusut dengan secara hukum, karena jelas kasus ini adalah murni penganiyaan yang dilakukan oknum aparat. “Tetap pihak keluarga minta ini diusut siapa yang melakukan penganiyaan,” tutup Asman.Sementara itu, perwakilan pihak keluarga, Irsad Amir, juga menyayangkan pernyataan dari Kabid Humas Polda Sulteng, yang dinilai terlalu cepat menyimpulkan bahwa almarhum adalah anggota kelompok MIT pimpinan Ali Kalora. “Adik kami ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan teroris atau kelompok Ali Kalora,” tegasnya.
Dia pun menyatakan, bahwa keluarga sangat keberatan bila almarhum disangkut pautkan dengan teroris atau kelompok sipil bersenjata. Irsad juga meminta agar kasus kematian Qidam ini diproses secara hukum yang berlaku tanpa pandang bulu. “Kami juga akan langsung ke Polda untuk menuntut kematian juga perntaan dari Kabid Humas Polda ini,” jelas Irsad.
Baca Juga:Ini 5 Wilayah Jawa Barat Berlaku Pembatasan Sosial Berskala BesarBahaya Tersembunyi Jalur Sutra Digital dan Jalur Maritim China
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto, mengatakan, bahwa polisi menerima informasi dari warga bahwa ada salah satu orang tidak dikenal yang bergabung dengan kelompok terorisme Poso yang masih dalam pengejaran turun ke rumah warga, sehingga di situlah terjadi kontak tembak. “Saat dilakukan pengejaran, dan terjadi kontak tembak dan akhirnya sasaran terkena tembak. Jelasnya ada perlawanan, kan ada kontak tembak,” katanya, Jumat (10/4).
Didik menegaskan, informasi Satgas Tinombala, dan warga yang tertembak itu sudah bergabung dengan dengan kelompok sipil bersenjata, saat turun gunung dan mendatangi rumah warga. Juru bicara Polda Sulteng ini, juga menyebut bahwa keluarga sudah menerima atau mengetahui kejadiannya, karena jenazah sudah di pihak keluarga.”Yang jelas dia ini (OTK) masuk dalam Kelompok sipil bersenjata yang diatas, namun belum masuk dalam daftar DPO,” tuturnya. (radarsulteng)