“Ada sesuatu yang besar terus bergerak di zona megathrust dan memberikan tekanan besar ke dapur-dapur magma dan melewati ke rongga-rongganya dan sebagian keluar manifestasi di erupsi gelembung di atas. Tapi juga magma ini melewati mengisi menekan rongganya di bawah sana dan menimbulkan suara serta lindu-lindu kecil,” paparnya.
Diperjelas lagi oleh Widjo, bahwa hipotesis atau spekulasinya tersebut berpotensi memiliki kaitan dengan aktivitas megathrust. Hipotesis lain yang lebih lokal terkait dengan aktivitas sesar-sesar lokal seperti sesar Baribis dan Empiris terjadi sebelum dan setelah gempa Jogja pada 2006 di Gunung Kidul, Bantul.
Sedangkan, warganet di jejaring media sosial Twitter banyak yang menyebutkan bahwa dentuman ini merupakan fenomena skyquake. Tetapi fenomema tersebut tidak memiliki penjelasan secara ilmiah dan terbukti kebenarannya. Entahlah. Yang jelas, skyquake sendiri adalah fenomena menarik yang sejak lama jadi misteri.
https://twitter.com/afimeatur/status/1248817991589851141?s=20
https://twitter.com/Bondanrr/status/1248730444025049089?s=20
Baca Juga:Wagub Jabar Ajak Masyarakat Tanggulangi COVID-19Jelang PSBB Bodebek, Ridwan Kamil Pastikan Bantuan Sosial Tepat Sasaran
Seperti yang diwartakan Science How Stuff Work, skyquake sering disebut-sebut sebagai dentuman yang berasal dari langit, maupun meteor jatuh. Suaranya mirip seperti meriam dan ledakan besar lainnya yang jatuh ke tanah.
Suara skyquake pernah beberapa kali terdengar di wilayah Amerika Serikat (AS), India di mana kota-kota yang berada di tepi laut Digha dan Mandarmani terdengar ledakan yang sangat keras sehingga menghancurkan jendela hotel. Begitupun dengan Jepang dan Australia di masa lampau.
Menurut Ilmuwan United States Geological Survey (USGS), Emeritus David Hill mengungkapkan ledakan misterius sudah terdengar selama bertahun-tahun di berbagai belahan dunia. Di Belgia, skyquake dikenal sebagai ‘pembohong’ sedangkan orang Italia menyebut mereka ‘brontidi.’
Warga sekitar Danau Seneca di Pegunungan Catskill New York, penduduk telah lama mendengar “Seneca guns”, yakni sebuah fenomena yang digambarkan oleh penulis James Fenimore Cooper pada 1851 sebagai suara yang menyerupai ledakan sepotong artileri berat, yang tidak dapat dijelaskan oleh hukum alam hingga kini.
Suara dentuman juga bisa terjadi karena gempa bumi dangkal yang dapat menghasilkan suara yang dapat didengar tanpa guncangan. Ledakan gas metana yang dilepaskan dari metana hidrat juga bisa menjadi faktor dentuman teesebut. Atau meteor yang jatuh dari langit.