Selain itu ada juga tuturan dalam serat tersebut yang konon meramalkan terjadinya huru hara akhir zaman. Begini bunyinya,
Miturut carita kuna,wecane janma linuwih,kang wus kocap aneng jangka,manungsa sirna sepalih,dene ta kang bisa uripyekti ana saratipun,karya nulak kang bebaya,kalisse bebaya yekti,ngulatana kang wineca para kuna.
Terjemahan bebasnya, menurut cerita kuno dari para leluhur yang memiliki kelebihan dalam spiritual, semua cerita yang disampaikan para leluhur telah tertulis dalam kitab Jangka. Kelak umat manusia di masa depan akan lenyap separuh dari jumlah total yang menghuni bumi. Mereka yang bisa bertahan hidup harus berusaha dan bekerja untuk menjauhkan diri sendiri dari berbagai marabahaya. Cara untuk mempertahankan diri dari prahara di masa depan adalah dengan membaca, meresapi dan menjalankan ajaran-ajaran para leluhur.
Baca Juga:Antisipasi Corona, Kepala BKB: Pengunjung Borobudur Dilarang Naik ke CandiPro Kontra Foto Tara Basro, Menkominfo: Namanya juga Seni
Ada juga petikan dari jangka Sabdo Palon yang konon meramalkan terjadinya letusan Gunung Semeru. Ini termuat dalam pupuh Sinom.
Sanget-sangeting sangsara,Kang tumuwuh tanah Jawi,Sinengkalan taunira,Lawang Sapta Ngesthi Aji,Upami nabrang kali,Prapteng tengah-tengahipun,Kaline banjir bandang,Jerone nyilepake jalmi,Kathah sirna manungsa kathah pralaya.
Terjemahannya, sangat-sangatnya sengsara yang timbul di Tanah Jawa, ditandai pada tahun Sembilan Tujuh Delapan Satu. Seumpama menyeberang sungai, sampai di tengah-tengahnya, sungainya banjir bandang. Dalamnya menenggelamkan manusia. Banyak manusia mati, banyak bencana.
Angka “9781” pada jangka tersebut jika dibaca menurut Candra Sengkala menjadi 1879 atau 1978 dalam pembacaan tertentu. Pada tahun 1978 inilah, Gunung Semeru meletus.
Ramalan tersebut juga dinisbatkan pada meletusnya Gunung Merapi pada 2010 yang lalu. Ini berkait dengan janji Sabdo Palon sebelum moksha, “Dan ingatlah keharuman air wangi nanti akan bertahan selama 500 tahun dan 4 zaman.” Hitungan zaman paling dekat dalam penanggalan Jawa adalah sewindu (delapan tahun). Jika demikian 4 jaman dikali 8, berarti 32. Maka isyarat meletusnya Gunung Merapi terjadi 32 tahun sesudahnya.
Hardi agung-agung samya,Huru-hara nggêgirisi,Gumalêgêr swaranira,Lahar wutah kanan kering,Ambleber angêlêbi,Nrajang wana lan desagung,Manungsanya keh brastha,Kêbo sapi samya gusis,Sirna gêmpang tan wontên mangga puliha.