JAKARTA-Baru-baru ini beredar gambar-gambar yang mengungkap bagian dalam laboratorium Wuhan yang misterius di mana mereka diduga menyimpan lebih dari 1.500 virus mematikan. Institut Virologi Wuhan merupakan institusi yang mengkhususkan diri dalam meneliti patogen yang paling berbahaya.
Dikutip beritaradar.com dari Inside the mysterious Wuhan virus lab: Rare pictures show scientists dressed like astronauts studying deadly pathogens in controversial institute laboratorium tersebut meneliti virus yang dibawa oleh kelelawar, yang menjadikannya pusat dari berbagai teori konspirasi di sekitar pandemi Virus Corona (COVID-19).
https://www.instagram.com/p/B-zV0m4nyrZ/?igshid=gzk48bjw8375
Baca Juga:Kasus Positif Corona di Indonesia Tembus 3000 Lebih, Australia Tarik Duta BesarnyaPidato Langka Ratu Elizabeth II di Tengah Pandemi Corona
Meskipun secara luas diyakini oleh para ilmuwan bahwa wabah virus melonjak dari hewan ke manusia setelah dijual di pasar makanan di Wuhan, beberapa ahli teori konspirasi percaya bahwa virus tersebut lolos dari lab kontroversial. Tuduhan itu telah dibantah China, selain itu tidak ada cukup bukti yang mendukung teori konspirasi tersebut.
Foto yang diambil pada tahun 2015 dan 2017 menunjukkan bagian dalam lab, yang membutuhkan waktu 15 tahun untuk menyelesaikannya, di mana para peneliti terlihat menggunakan alat pelindung dari kepala hingga ujung kaki.
Laboratorium ini dibuat setelah terjadinya wabah SARS pada tahun 2002 dan 2003.
Wuhan Virology Institute
Pakar biosekuriti Amerika, Profesor Richard Ebright, dari Institut Mikrobiologi Waksman, Rutgers University, New Jersey, mengatakan bahkan jika virus itu tidak dibuat di laboratorium, virus itu bisa saja lolos dari laboratorium ketika dianalisis. Jika itu yang terjadi, maka bukan laboratorium yang membuat virus melainkan yang terjadi adalah kecelakaan laboratorium.
“Pengumpulan virus, kultur, isolasi, atau infeksi hewan akan menimbulkan risiko besar infeksi pekerja laboratorium, dan dari pekerja laboratorium kemudian masyarakat.” katanya dilansir dari laman Daily Mail, Jumat (10/4).
Teori konspirasi tentang pembuatan virus di lab juga dibantah oleh pakar dari Boston.
“Sebuah teori konspirasi tidak pernah peduli tentang kebenaran. Ia hanya peduli menciptakan keraguan dan kecemasan.”
“Saat-saat krisis adalah saat-saat kecemasan dan lebih mudah untuk menjelaskan kemunculan penyimpangan seperti SARS-CoV-2 sebagai hasil dari tindakan musyawarah atau ketidakmampuan laboratorium daripada mengakui fakta bahwa alam dan evolusi, dibantu oleh faktor lingkungan dan intrusi manusia ke dalam ekosistem lingkungan, menghasilkan evolusi virus.” Dr.Gerald Keusch. (*)