“Warga di rumah saja juga membantu kami agar semakin sedikit sampel yang masuk, artinya semakin berkurang orang-orang terduga COVID-19. Kita berdoa saja semoga (pandemi) cepat turun,” ucap Aulia.
“Harapannya jika semakin banyak sampel yang masuk, prosesnya bisa semakin cepat agar lebih banyak yang bisa dikerjakan. Lebih menghemat tenaga kalau alat dan bahannya tersedia,” tuturnya.
Di usia tergolong muda yakni 24 tahun, Aulia kini menambah jam terbangnya dengan memeriksa sampel COVID-19. Meski begitu, Aulia berujar, dirinya sudah terbiasa menangani TB dan HIV.
Baca Juga:Lima Tahap Pemeriksaan Sampel COVID-19 di Labkesda JabarJabar Perpanjang PBM di Rumah hingga 27 April
“Malah lebih berbahaya TB karena dikultur dan itu (partikel) aerosol (menular lewat udara),” kata Aulia yang bekerja di Labkesda Jabar sejak Januari 2019.
“Yang pasti saya harus selalu menjaga kesehatan, makanan, gaya hidup, higienisnya. Pulang ganti baju dan mandi, karena selain melindungi diri sendiri saya juga harus melindungi keluarga.”
“Keluarga sudah tahu (risiko pekerjaan), sebelum sampel COVID-19 juga saya mengerjakan TB dan HIV jadi mereka tahu safety precaution saya di kantor dan menerima (pekerjaannya),” ucap Aulia.
Adapun Labkesda Jabar sebagai salah satu laboratorium pemeriksa COVID-19 di Jabar sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/214/2020 memenuhi syarat utama adanya laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2).
Bagi tim yang mengerjakan sampel COVID-19, Labkesda Jabar dengan sertifikat Biosafety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO) ini pun menerapkan prosedur ketat, mulai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat proses ekstraksi, cuci tangan, memakai masker (diganti yang baru) setelah dari ruang ekstraksi, dan anjuran untuk mandi setelah mengerjakan ekstraksi.
Labkesda Jabar pun sudah dilengkapi sertifikat Terakreditasi Penuh dari Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan Kementerian Kesehatan RI serta sertifikat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional atas penerapan secara konsisten SNI ISO/IEC 17043:2010.
Selain bicara soal kesiapan alat dan petugas laboratorium, Labkesda Jabar juga terus berupaya meningkatkan sistem yang ada, termasuk dengan menggandeng Jabar Digital Service dan Tim Tanggap COVID-19 Jawa Barat. Tim yang terakhir disebut, merupakan kerja sama antara Labkesda Jabar, Tim Support, ITB dan Unpad.