JAKARTA-Sementara corona baru mengubah dunia, China berusaha melakukan hal yang sama. Terbiasa menjadi rival berat Amerika di sektor ekonomi, kini Negeri Tirai Bambu itu berupaya “menjajah” sektor kesehatan pula.
Melansir artikel berjudul How WHO Became China’s Coronavirus Accomplice mencatat, setelah drama bungkamnya China atas kasus corona di dalam negeri, negara itu kini getol membalikkan narasi soal keberhasilannya mengatasi COVID-19. Tak tanggung-tanggung, untuk mendukung narasinya, China menjelma negara dermawan yang menyantuni berton-ton bantuan alat medis untuk negara yang masih berjibaku menghadapi wabah corona. Cerita itu lantas dibagi ke Badan Organisasi Dunia (WHO).
Organisasi ini sendiri menerima dana dari China yang bergantung pada rezim Partai Komunis dalam berbagai tingkatan. Pakar internasionalnya tidak mendapatkan akses ke negara itu sampai Direktur Jenderal Tedros Adhanom mengunjungi Presiden Xi Jinping pada akhir Januari. Sebelum itu, WHO secara berulang mengulangi informasi dari pihak berwenang Tiongkok, seraya mengabaikan peringatan dari dokter Taiwan — yang tidak terwakili di WHO — enggan menyatakan “darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.”
Baca Juga:Ini Panduan Gunakan Aplikasi Video Conference yang Aman Menurut Badan Siber dan Sandi NegaraLima Daerah Jabar Sepakat Ajukan Status PSBB Bersamaan
Setelah kunjungan ke Beijing, WHO mengatakan, pihaknya menghargai “komitmen dari kepemimpinan dan transparansi yang telah China tunjukkan.” Pada 30 Januari, darurat kesehatan masyarakat menjadi perhatian internasional. Itu diberlakukan usai China melaporkan hanya segelintir kasus baru yang terjadi di sana. Kemudian, WHO menyatakan virus corona sebagai pandemi pada 11 Maret, meskipun faktanya itu telah menyebar secara global beberapa minggu sebelumnya.
“Dalam menghadapi virus yang sebelumnya tidak diketahui, China telah meluncurkan upaya penahanan penyakit yang paling ambisius, gesit, dan agresif dalam sejarah,” kata para ahli WHO dalam laporan Februari mereka tentang misi ke China.
Negara ini menurut WHO, telah melakukan hal tepat untuk mencegah atau menunda ratusan ribu kasus, melindungi komunitas global, dan “menciptakan garis pertahanan pertama yang lebih kuat melawan penyebaran internasional. Apalagi, pemerintah China mengawal kebijakan lockdown tanpa kompromi selama lebih dari dua bulan, sehingga memberi pelajaran berharga bagi dunia.”