JAKARTA-FBI beberapa waktu lalu mulai menyoroti celah keamanan dan fenomena Zoom-Bombing yang menimpa pengguna aplikasi video conference Zoom. Kini giliran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia yang ikut merespon fenomena tersebut.BSSN RI merilis panduan untuk menggunakan aplikasi video conference dengan aman. Informasi ini dibagikan lewat akun Twitter resmi @BSSN_RI. Mereka menyadari bahwa aplikasi video conference kini snagat diandalkan.
https://twitter.com/bssn_ri/status/1245734734480592896?s=21
Meskipun begitu, BSSN mengingatkan bahwa setiap pengguna harus tetap berhati-hati atau waspada untuk menjaga privasi maupun keamanan data saat menggunakan layanan ini.
- Terapkan hanya pengguna terdaftar yang bergabungPenyelenggara sesi video conference hanya mengizinkan pengguna yang terdaftar untuk bergabung.
- Jangan bagikan tautan video conference di media sosialDiimbau untuk membagikannya lewat media komunikasi yang lebih tertutup (private).
- Kunci video conferenceMengunci akses untuk siapapun bergabung apabila video conference sudah dimulai atau sedang berlangsung.
- Pakai fitur Waiting RoomSelama penyelenggara (host) belum memulai sesi video conference, setiap peserta hanya bisa menunggu
- Matikan fitur berbagai file atau kontenFitur yang patut digunakan adalah dengan menonaktifkan fitur berbabagi konten atau Share Screen. Aplikasi Zoom mendadak populer di tengah pandemi Covid-19 atau virus Korona di antara aplikasi video conference lainnya. Hal ini didorong oleh cara menggunakan dan antarmuka Zoom yang lebih mudah dimengerti oleh awam serta menyediakan layanan gratis. Namun, kepopuleran Zoom juga mengundang pengguna internet yang jahil termasuk hacker atau peretas untuk mencari celah keamanan di layanan ini. Beberapa waktu lalu fenomen Zoom-Bombing marak terjadi di berbagai negara. Zoom-Bombing adalah fenomena peserta video conference yang tidak dikenal masuk ke dalam sesi yang sedang berlangsung dan memutar atau membagikan konten negatif. Meskipun dinilai lalai, secara teknis celah keamanan Zoom terletak pada penggunanya. Kebanyakan Zoom-Bombing terjadi akibat pengguna membagikan tautan di media sosial sehingga siapapun bisa melihat. Mereka juga tidak mengunci akses video conference hanya untuk orang yang mereka undang atau kenal. (*)