WASHINGTON-Beberapa hari mendatang, akan terjadi lonjakan jumlah kematian di Amerika Serikat (AS) akibat wabah virus corona alias COVID-19.
Prediksi itu diungkapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Presiden Trump pun meminta masyarakat di Amerika Serikat bersiap-siap menghadapi kemungkinan tersebut, yang disebutnya sebagai dua minggu yang paling berat.
“Akan ada banyak orang yang meninggal,” jelas Trump saat memberikan pemaparan kepada para wartawan.
Baca Juga:Kaya SemarangWaspada Musim Pancaroba Picu Demam Berdarah di Tengah Pandemi Corona
Saat ini, jumlah kasus virus corona di Amerika Serikat merupakan yang terbesar di dunia.
Sebab, kini lebih dari 306.000 di AS telah dinyatakan positif mengidap COVID-19 dan sudah 8.300 orang kehilangan nyawa akibat virus tersebut, menurut penghitungan Reuters.Â
Menurut para pakar medis pada kantor kepresidenan Gedung Putih telah memperkirakan, bahwa pandemi tersebut bisa membunuh antara 100.000 hingga 240.000 penduduk Amerika, bahkan meskipun perintah untuk berada di rumah dipatuhi masyarakat.
“Kita akan tiba pada masa yang akan sangat mengerikan,” jelas Trump di Gedung Putih.
“Kita mungkin tidak pernah melihat jumlah seperti ini. Mungkin selama perang, saat Perang Dunia Pertama atau Kedua atau seperti itu.”
Di New York City, untuk sementara jumlah kematian akibat COVID-19 tercatat lebih dari seperempat angka korban jiwa di seluruh AS, menurut penghitungan Johns Hopkins University.
Saat ini, New York merupakan negara bagian di AS yang paling parah terdampak wabah tersebut.
Baca Juga:Ungkap 155 Prajurit di Kapal Induk USS Theodore Roosevelt Terinfeksi Positif Corona, Kapten Brett Crozier DipecatSama-sama Disiplin Cegah Penyebaran COVID-19 di Jabar
Menurut Gubernur New York Andrew Cuomo, Sabtu (4/4), bahwa penyakit-penyakit terkait virus corona telah membunuh 630 orang dalam 24 jam di negara bagian itu.
Keadaan paling menghawatirkan terlihat di Long Island, di timur New York City.
Di Long Island, jumlah kasus virus corona “seperti penyebaran api,” kata Cuomo.
“Kita belum berada di puncak, kita makin dekat… Menurut perkiraan kami, kita berada dalam kisaran tujuh hari,” jelasnya.
“Baru 30 hari sejak kasus pertama kita muncul,” ujarnya. “Rasanya seperti seumur hidup.” (Reuters/Antara/jpnn)