Seorang perawat Italia bunuh diri setelah dites positif mengidap virus corona dan khawatir menularkannya kepada orang lain.
Perawat perempuan itu bernama Daniela Trezzi (34). Dia bekerja di garis depan untuk menangani krisis virus corona di sebuah rumah sakit di Lombardy, wilayah yang paling parah terkena dampak Covid-19 di Italia.
Melansir Daily Mail, Kamis (26/3/2020), Federasi Perawat Nasional Italia mengonfirmasi kematian Daniela. Federasi menyatakan ras sedih dan cemas atas wafatnya pejuang mereka.
Baca Juga:UPDATE: Total 893 kasus, Pasien Corona Meninggal Dunia Bertambah Signifikan 78 dan 35 orang sembuhIngin Donasi Buat Penanganan Corona? Akan Ada Rekening Khusus
Federasi mengatakan bahwa perawat itu menderita stres berat karena dia takut menyebarkan virus corona kepada orang lain.
Kematian Daniela terjadi saat kasus infeksi corona di Talia melonjak 743 kematian dalam satu hari pada Selasa, 24 Maret.
Daniela Trezzi telah bekerja di bangsal perawatan intensif di rumah sakit San Gerardo di Monza, sekitar sembilan 11 km dari Milan. Namun dia dikarantina setelah menunjukkan gejala terinfeksi Covid-19 dan dinyatakan positif usai mengikuti rangkaian tes.
“Masing-masing dari kita telah memilih profesi ini untuk kebaikan dan, sayangnya, juga untuk buruk. Kita adalah perawat,” kata Federasi Perawat Nasional Italia dalam sebuah pernyataan.
“Kondisi dan tekanan yang dialami para profesional kita berada di bawah pengawasan semua orang,” lanjut pernyataan itu.
Manajer umum rumah sakit San Gerardo, Mario Alparone, mengatakan Daniela sudah di rumah sakit sejak 10 Maret, dan bahwa dia tidak di bawah pengawasan.
Pihak pengadilan sekarang sedang menyelidiki kematian Daniela.
Angka yang dikeluarkan oleh lembaga penelitian Italia pada Rabu, 25 Maret menunjukkan sekitar 5.760 petugas kesehatan telah terinfeksi virus corona.
Baca Juga:Bukannya Work From Home, 6.724 Warga Perantau di Jabodetabek Malah Kembali ke JatengBelum Rapat Surat Edaran Masa Perpanjangan Belajar di Rumah Sudah Bocor, Kok Bisa?
Nino Cartabellotta, Kepala Yayasan Gimbe yang mengumpulkan data, mendesak agar fenomena ini harus ditertibkan untuk, “melindungi mereka yang merawat kita”.
Jumlah total kasus yang dikonfirmasi di Italia, berdasarkan data pusat penelitian universitas Johns Hopkin per Kamis, 26 Maret, yakni ada 74.386 dan menyebabkan 7.503 orang meninggal. Sedangkan 9.362 oran dinyatakan sembuh. (*)