JAKARTA-Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pertumbuhan ekonomi global di tahun 2020 akan mengalami kontraksi dan mencapai nilai negatif. Ia bilang prediksi ini disampaikan oleh International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva dalam pembukaan G20.
Kendati demikian ia bilang IMF masih optimistis kalau 2021 pertumbuhan ekonomi dunia akan membaik.
“IMF menyampaikan tahun 2020 ini proyeksi pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan negatif. Ada kontrkasi. Jauh lebih rendah dari tahun 2020 yang prediksinya ada di atas 3 persen,” ucap Sri Mulyani dalam siaran live di Youtube Kemenkeu, Selasa (24/3/2020).
Baca Juga:Ibunda Presiden Jokowi Tutup UsiaSeorang Staf PricewaterhouseCoopers (PwC) Diduga Meninggal Dunia Akibat Virus Corona, Ini Penjelasan Lengkapnya
Akibat Pandemi Corona atau Covid-19, Sri Mulyani menyebutkan IMF sendiri sudah menyiapkan dana senilai 1 triliun dolar AS dan mengusulkan tambahan fasilitas senilai 500 miliar dolar AS. Pasalnya situasi ini dinilai berpotensi lebih buruk dari 2008.
Tujuannya IMF ingin membantu negara-negara yang mengalami kesulitan likuiditas apalagi akibat capital outflow, kata Sri Mulyani.
Di samping itu, ia juga membeberkan sejumlah insentif yang diguyur sejumlah negara anggota G20. Ia mencontohkan ada rencana stimulus senilai 1 triliun dolar AS dari Amerika Serikat untuk membantu ekonomi dan sektor keuangans ekaligus.
Sementara itu di Eropa, kata dia, telah ada rencana penggelontoran stimulus senilai 1,5 persen dari PDB dan 10 persen dari PDB utnuk membantu likuiditas. hal ini untuk mengantisipasi potensi lockdown yang mungkin terjadi di sejumlah negara.
“Menurut Central Bank Eropa. Tiap 4 minggu lockdown pertumbuhan menurun 2 persen. Sudah pasti mereka akan resesi,” ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebutkan pemerintah tengah menggodok paket stimulus ketiga. Nantinya paket ini diharapkan dapat menjawab kewaspadaan pada kuartal II dan seterusnya selama 2020.
“Q1 cukup baik dan Q2 kita akan liat kalau krisis pandemic ini bisa tertasi kita masih punya harapan Pertumbuhan ekonomi kita terjaga pada kisaran skenario sedang/antara 2,5-3 persen,” ucap Sri Mulyani. (*)