JAKARTA-Dari Beijing sampai Washington, pemerintah telah memberangus para ilmuwan, menggelembungkan keberhasilan upaya karantina mereka, dan mendiskreditkan pelaporan yang valid. Warga harus melawan ini.
Seiring mewabahnya virus corona, virus berbahaya lain menguntit di belakangnya: virus disinformasi. Virus ini dipicu oleh pemerintah dan otoritas resmi yang mengaburkan data, menekan informasi, dan memberi informasi yang salah kepada warga tentang wabah tersebut.
Semakin banyak warga negara yang tidak yakin siapa atau apa yang harus mereka percaya. Ini tidak hanya meningkatkan ancaman bagi kesehatan masyarakat, tetapi juga merusak kepercayaan pada institusi yang telah menjadi andalan dalam memerangi virus.
Baca Juga:Jokowi Larang Pemerintah Daerah Keluarkan Kebijakan LockdownUGM Keluarkan Surat Edaran Tanggap Darurat COVID-19
Virus disinformasi baru ini juga berasal dari China, yang telah menyebar ke negara-negara otoriter lain seperti Iran dan Rusia, dan sekarang telah menginfeksi pemerintahan di Amerika Serikat.
Penyakit disinformasi pertama kali muncul di Wuhan. Korbannya yang paling terkenal adalah Li Wenliang, dokter dari Wuhan yang pertama kali menyebarkan peringatan tentang penyakit misterius kepada rekan-rekan medisnya pada akhir Desember.
Dituduh menyebarkan desas-desus, Li Wenliang dipanggil oleh otoritas kesehatan pada tengah malam dan dipaksa untuk mengaku telah membuat “pernyataan yang salah.” Kemudian peringatannya tentang penyakit itu tidak diindahkan, dan pada awal Februari, dia meninggal karena penyakit tersebut.
Ketika epidemi mulai muncul, Wuhan diselimuti dengan dongeng tentang dua kisah yang berbeda: versi peristiwa yang disaring pemerintah dan kenyataan yang sangat berbeda di lapangan. Beberapa warga mengunggah video rekaman yang menunjukkan tetangga mereka diseret masuk ke mobil van sebelum dibawa ke tempat karantina, dan rekaman pekerja yang menyegel pintu-pintu bangunan apartemen dengan papan.
Sementara itu, media pemerintah menguggah liputan yang menunjukkan pasien virus sedang menari di samping tempat tidur rumah sakit mereka, dan pegawai rumah sakit yang mencukur rambut mereka untuk menjaga kebersihan.
Tidak hanya itu, setidaknya tiga jurnalis China yang melaporkan virus tersebut telah menghilang, keberadaan mereka tidak diketahui sampai saat ini. Salah satu dari mereka merekam penangkapannya sendiri. Videonya sekarang telah dilihat oleh lebih dari 375 ribu penonton di YouTube (meskipun kemungkinan video itu disensor di China).