JAKARTA-Saat kunjungan raja dan ratu Belanda, Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima, ke Indonesia pada 10-13 Maret 2020, ada kabar menggembirakan lainnya untuk Indonesia. Ternyata, keris pusaka milik Pahlawan Nasional, Pangeran Diponegoro yang bernama Kyai Nogo Siluman, ditemukan dan dikembalikan Pemerintah Belanda ke Indonesia.
Kepala Museum Monumen Nasional (Monas) Siswanto mengatakan, hampir 137 tahun keris itu tak diketahui keberadaannya di Belanda. Keris ini memang yang terakhir dari koleksi milik Pangeran Diponegoro yang ada di Belanda.
Sudah sejak tahun 1975, ada pemulangan benda sejarah milik Indonesia dari Belanda. Tapi khusus untuk satu keris ini, memang masih banyak perdebatan. Karena ada banyak keris dan harus dilakukan verifikasi agar tidak salah.
Baca Juga:Nilai Penerimaan E-Samsat 2019 Melalui E-Commerce Mencapai Rp 406 MiliarWNA Positif Corona, Pasien Nomor 25 Meninggal Dunia
“Alhamdulillah pada tahun 2020 ini tim verifikasi dari Belanda maupun dari Indonesia telah berhasil mengidentifikasi dan meyakinkan bahwa itu adalah keris Pangeran Diponegoro. Kyai Nogo Siluman,” kata Siswanto dalam Program Akbar Indonesia di tvOne.
Menurut Siswanto, meski ini yang terakhir, tapi menjadi sangat penting. Karena keris ini memiliku filosofi di masyarakat Jawa pada waktu itu yang sangat tinggi.
Dengan penyerahan keris waktu itu tahun 1830, merupakan wujud dari kekelahan kepada Belanda.Karena ada pergantian pengelolaan di Belanda, sehingga keris ini sempat hilang.
Tapi keris ini ditemukan kembali pada 2020, atau tepatnya pada dua bulan lalu. Keris ini bukan hanya senjata perang, melainkan simbol kestriaan, simbol keagungan dari sang Pangeran.
Ditambahkan Siswanto, kurator dari Belanda menyebutkan ada tiga binatang yang tergambar di dalam keris yang dipercara memiliki saktian itu. Tapi kurator dari Indonesia memastikan bahwa ada satu gambar pada keris itu. Gambar itu adalah naga, yang sama dengan nama keris itu.
“Itu letaknya ada pada bagian bawah keris. Tidak terlihat bila tidak dari bagian bawah. Kamis Museum Nasional telah melihat, dan akan kita pamerkan dalam waktu dekat. Tapi butuh persiapan, dan idealnya pada 28 Maret, saat penangkapan Pangeran Diponegoro di Magelang pada 189 tahun yang lalu. Kita perlu persiapan dan keamanan. Kita berikan akses kepada publik selama satu bulan. Ada tombak, pelana kadu, payung dan tongkat,” katanya.