JAKARTA-Raja Belanda Willem Alexander menyerahkan sebilah keris milik Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro kepada Presiden Joko Widodo.
Keris itu diserahkan secara simbolis saat pertemuan Raja Willem dan Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020).
Keris itu berwarna kuning di bagian sarungnya dan berwarna coklat di bagian gagang. Keris itu dipajang rapi dalam sebuah kotak kaca.
Baca Juga:Menlu Retno Marsudi: Pemulangan Keris Pangeran Diponegoro Perlu Proses PanjangAkhirnya Keris Milik Pangeran Diponegoro Dikembalikan Belanda
Sebelumnya, keris itu tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda. Keberadaan keris tersebut sempat menjadi teka-teki setelah Koninklijk Kabinet van Zeldzaamheden (KKZ) bubar.
KKZ merupakan tempat koleksi khusus kabinet Kerajaan Belanda. Sebelum dikembalikan ke Indonesia, berbagai proses penelitian dilakukan oleh para peneliti Belanda maupun Indonesia untuk membuktikan kebenaran kepemilikan keris.
Salah satu peneliti yang terlibat dalam verifikasi keris Pangeran Diponegoro di Belanda adalah sejarawan Universitas Gadjah Mada, Dr. Sri Margana.
Dalam proses verifikasi di Bulan Februari 2020 ini Sri Margana mengaku memiliki sedikit perbedaan pendapat dengan tim peneliti Belanda tentang salah satu dari tiga binatang yang diukirkan pada keris itu.
Tim sebelumnya menyatakan bahwa binatang ketiga itu adalah singa, harimau atau gajah. Namun, setelah melihat langsung objeknya ia memastikan bahwa binatang yang diinterpretasikan sebagai gajah, singa atau harimau itu sebenarnya adalah Naga Siluman Jawa.
“Dari ukiran Naga Siluman Jawa ini saya berkeyakinan bahwa keris ini adalah keris Pangeran Diponegoro yang dinamai Naga Siluman itu. Kesimpulan saya diamini oleh Dirjend Kebudayaan, Dr. Hilmar Farid, yang juga seorang sejarawan, Duta Besar RI untuk Belanda serta saudara Bonnie Triyana, sejarawan yang juga jurnalis yang menjadi bagian dari delegasi Indonesia,”papar Margana, Sabtu (7/3).
Pada kesempatan tersebut, Sri Margana menuturkan perjalanan panjang bagaimana Keris Pangeran Diponegoro ini. Museum Volkenkunde di Leiden sudah lama mencoba mencari Keris Diponegoro yang ada di koleksinya sejak tahun 1984. Orang pertama yang melakukan upaya ini adalah Pieter Pott kurator museum dan kemudian menjadi Direktur Museum, kemudian diikuti oleh Prof. Susan Legene dari Frije Universiteit Amsterdam, Johanna Leifeldt (1917) dan Tom Quist (2019).